MARLIP, MOBIL LISTRIK SOLUSI MAHALNYA BBM
MARLIP, MOBIL LISTRIK SOLUSI MAHALNYA BBM
Cara kerjanya seperti ponsel.Ketika baterai-nya habis, colokkan 'charger' ke katup power suply-nya, dan sang mesin dapat hidup kembali.Energi listrik memang sumber tenaga kendaraan ini.Lantaran itu pula, mobil mungil ini tak menyemburkan asal knalpot atau suara bising seperti mesin berbahan bakar minyak (BBM).Itu-lah Marlip, mobil listrik made in Indonesia.
Diciptakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Marlip adalah kepanjangan dari Marmut LIPI.Disebut Marmut karena mobil ini banyak mengadopsi karakter marmut: mungil, lincah dan efisien (hemat).
Proyek mobil listrik ini sebetulnya sudah digagas sejak 1997, namun penyelesaian prototype-nya baru rampung pd 2002.Media massa sudah mengeksposnya tiga tahun lalu.Marlip praktis bukan kabar baru lagi.Namun, sejak pemerintah menaikkan harga BBM awal Oktober lalu, Marlip bagai mengalami 'kelahiran kembali' (reborn).Nama mobil mungil ini mulai disebut-sebut lagi.Alasannya adalah kebutuhan energi alternatif pengganti bensin dan solar yang kian mendesak.Berbahan bakar listrik, Marlip pantas menjadi solusi alternatif unggulan.
Ir Masrah, peneliti LIPI sekaligus pemilik paten Marlip, menyatakan keunggulan Marlip terletak pd dua hal yakni sistem penggerak dan sistem energinya yang sederhana.Sistem penggeraknya continously variable (tanpa percepatan), sementara motor penggeraknya 36 volt DC seri Traksi 2,5 HP.Kombinasi keduanya melahirkan sebuah sistem yang kompak dan efisien, Adapun sistem energinya menerapkan sistem charging dan penyimpanan energi listrik (energy storage).Seperti ponsel, energy storage Marlip sama-sama menerapkan sistem batere.Namun, berbeda ponsel, batere Marlip hanya mampu bertahan delapan jam dalam satu kali charging.Sementara ponsel bisa 1-2 hari.
Dalam tempo delapan jam tadi, Marlip diperkirakan dapat menempuh perjalanan 320 km (setara dgn Jakarta-Purwokerto).Adapun waktu yang diperlukan untuk satu kali charging adalah empat sampai lima jam.Menurut Masrah, waktu penyimpanan energi yang pendek ini merupakan salah satu kelemahan Marlip, meski amat banyak keunggulan lain dari si mungil, di antaranya ramah lingkungan serta bebas BBM (sehingga murah meriah).
Produksi komersial Marlip sudah dilakukan dalam skala terbatas, yakni sebanyak 50 unit hingga 2005.Pemakainya antara lain, RSUD Karawang, RSUD Fatmawati, RSUD Donggala, Kebun Raya Bogor, Polwiltabes Makassar, termasuk pesantren Daarut Tauhid AA Gym.Rata-rata menggunakannya sebagai mobil operasional di wilayahnya.
Kecepatan Marlip tipe operasional ini 40 km per jam, dgn bobot 250 kilogram.Harga tipe ini Rp 40 juta per unit.Untuk mengatasi melangitnya harga BBM, menurut Masrah, perlu diproduksi massal Marlip tipe City Car.Jenis ini merupakan tipe mobil konvensional yang dioperasikan di jalan raya, dgn kapasitas hingga delapan penumpang.
Masrah menyebutkan, perlu investasi Rp 40 miliar guna membangun pabrik Marlip skala besar.Sang pabrik diproyeksikan memproduksi 300-an Marlip per bulannya.Jika itu terealisasi, Masrah memperkirakan bakal terjadi penghematan energi dalam jumlah amat besar di negeri ini.Sayangnya banyak investor kurang tertarik mengembangkan produk inovasi.Mereka lebih suka produk duplikasi (lisensi).
Menurut Kepala LIPI, Umar Anggara Jenie, diperlukan campur tangan pemerintah dalam penetrasi pasar Marlip.''Mungkin semacam kebijakan mobil nasional,'' tutur dia, Selasa (25/10).Apalagi, pemanfaatan mobil listrik ini juga terkait isu-isu penting lain, seperti isu penghematan energi dan penyelamatan lingkungan (polusi udara).
Dalam hal ini, kata dia, pemerintah bisa mendorong penggunaan Marlip di setiap bAndara, instansi pemerintah, rumah sakit besar, lapangan golf, pabrik-pabrik tempat-tempat rekreasi dia seluruh Indonesia.Tak menutup kemungkinan Marlip didorong sebagai kendaraan pribadi warga.
Tak cukup di situ, diperlukan pula legal-support dari DPR dan pemerintah agar Marlip dapat on the road.Alasannya, kata Umar, sejauh ini belum ada undang-undang (UU) yang melegalkan penggunaan mobil listrik di jalan raya.''Itu perlu dibikin dulu,''.
Terkait hal itu, pd Kamis (27/10), LIPI akan menyerahkan Marlip secara simbolis kepd Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Lapangan Monas Jakarta.Menurut Umar, ini merupakan pengakuan bahwa Marlip telah diterima sebagai karya anak bangsa.
Saat ini, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI telah mampu memproduksi berbagai prototype Marlip.Diantaranya, Troy dan V-Car untuk kebutuhan pariwisata, Zero dan Smart untuk mobilitas jarak pendek dalam kota, Hercules untuk mengangkut barang-barang, Patrol untuk keperluan polisi, Mocent untuk mengangkut pasien RS, dan Golf untuk di lapangan golf.Kebutuhan energi alternatif pengganti BBM memang menjadi keniscayaan.
Simak pengakuan Oke Djuansyah, seorang agen asuransi yang berkantor di Jl Thamrin, Jakarta.''Setelah BBM naik, saya berhenti pakai mobil.Saya ganti naik motor.Berat ongkos bensinnya, Mas.Sehari bisa habis Rp 100 ribu,'' keluh dia.Mobil listrik, yang bebas BBM, barangkali bisa jadi solusi jitu.Bisakah terwujud?
sumber Marlip, Mobil Listrik Solusi Mahalnya BBM : Republika.co.id
Marlip, Mobil Listrik Solusi Mahalnya BBM