Jumat, 12 September 2008

Yang Ini Bu Guru Berita Terkini

YANG INI BU GURU

YANG INI BU GURU

Suatu hari sebuah kelas SD berfoto bersama.Setelah foto jadi, Bu Guru membujuk anak-anak untuk membeli, tiap orang satu foto.Ia pun berkata kepd murid-muridnya, "Kalian seharusnya membeli foto ini, mumpung semua teman kalian di sini lengkap terkumpul.Foto ini akan memberikan kenangan yang manis.Suatu hari nanti ketika kalian sudah besar-besar dan melihat foto ini, saya yakin kalian pasti akan senang."

Tak seorangpun berkata-kata, lalu Bu Guru melanjutkan, "Coba bayangkan, nanti kalian akan melihat foto ini dan berkata, "Oh ini si Tina, sekarang jadi dokter.Ini Totok, sekarang jadi pejabat, ini Tari yang sekarang jadi artis, ini."

Seorang murid lelaki di belakang menyela, "Yang ini Bu Guru, sekarang sudah meninggal."

sumber Yang Ini Bu Guru : Kapanlagi.com
Yang Ini Bu Guru

Mengenal Lupus Si Penyakit Misterius Berita Terkini

MENGENAL LUPUS SI PENYAKIT MISTERIUS

MENGENAL LUPUS SI PENYAKIT MISTERIUS

Pertanyaan-pertanyaan tersebut, menAndakan ketidaktahuan masyarakat terhadap penyakit lupus.pdhal, penyakit yang sudah dikenal oleh ahli kedokteran sejak abad ke-19 itu bisa menyebabkan kematian.Dunia internasional sudah menganggap penyakit lupus ini sebagai penyakit yang harus diwaspdi.

Kepedulian itu, diperlihatkan dgn mulai mencanangkan hari Lupus Sedunia pd 10 Mei 2004.Yayasan Syamsi Dhuha berkampanye membagikan stiker Care for Lupus di tiga titik jalan yang ada di Kota Bandung untuk menyambut hari tersebut.

Menurut hematolog dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dan pemerhati lupus, dr Rachmat Gunadi Wacjudi Sp PD KR, lupus adalah penyakit autoimun yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh beraksi berlebihan dan justru mengganggu kesehatan tubuh.Seharusnya, kata dia, sistem imun itu bertugas melindungi tubuh manusia dari serangan antigen (musuh berupa bakteri, virus, mikroba dan lain-lain).

''Belum ada yang mengetahui penyebabnya, pd lupus zat anti dan sel darah putih justru menjadi liar dan menyerang tubuh yang seharusnya dilindungi.Akibatnya, organ tubuh menjadi rusak dan gejala lupus muncul,'' katanya.

Si peniru ulung

Gejala penyakit lupus, kata Rachmat, sering menyerupai penyakit lain.Sehingga, penyakit ini sering dijuluki ''si peniru ulung'' atau ''penyakit seribu wajah''.Untuk mendiagnosis penyakit lupus dgn pasti, diperlukan pemeriksaan darah atau biopsi kulit.

Namun, lanjut Rachmat, gejala awal lupus yang sering timbul adalah ruam merah simetris pd wajah berbentuk seperti kupu-kupu, penebalan berbentuk koin pd kulit yang sering terkena matahari dan hipersensitif terhadap sinar matahari, sariawan yang hilang timbul, nyeri sandi, nyeri dada saat menarik nafas, kejang-kejang, terdapat kelainan darah, kelainan sistem kekebalan tubuh, dan tes ANA menunjukkan abnormalitas.

''Sampai sekarang, penyakit lupus belum bisa disembuhkan atau dicegah.Yang bisa dilakukan baru sebatas menghilangkan gejalanya.Yaitu, dgn mengkonsumsi obat-obatan seumur hidup, menjalani pola hidup tertentu dan menghindari stres,'' ujarnya.

Jumlah penderita lupus, kata Rachmat, berdasarkan data terakhir di seluruh dunia sebanyak 5 juta.Sedangkan di Indonesia, jumlah penderitanya diperkirakan sekitar 200 ribu-500 ribu.Angka itu, diperoleh dari perbandingan 1:1.000, yang artinya dari 1.000 orang penduduk Indonesia di duga satu orang terkena lupus.Perkiraan jumlah penderita itu muncul karena, bangsa Indonesia adalah bangsa dgn kulit berwarna.

''Di Jabar sendiri jumlah penderita lupus saat ini yang terdata mencapai 700 orang.Setiap bulan misalnya di RSHS selalu ada 10 pasien lupus baru, pasien lupus di RSHS sampai sekarang sudah mencapai 380 orang,'' kata Rachmat.Harapan hidup penderita lupus, kata dia, tergantung dari kondisi pasien.Di Amerika Serikat dan Eropa pd 1955 harapan hidup penderita lupus dalam kurun waktu lima tahun, kurang dari 50 persen.Sementara, pd 1991 telah mencapai 89-97 persen.Hal itu, terjadi karena adanya diagnosis lebih dini dan metode pengobatan yang lebih baik.

''Penyakit lupus kalau menyerang ke otak, ginjal dan organ tubuh penting lainnya akan membutuhkan biaya yang mahal.Obatnya, sehari membutuhkan dana Rp 300-500 ribu,'' ujar Rachmat.

Kelompok yang peduli terhadap penyakit lupus, kata dia, masih masing-masing belum terorganisir dgn baik.pdhal, penderita lupus membutuhkan penanganan yang menyeluruh tidak hanya menangani sakitnya saja.Berdasarkan hasil penelitian terbaru, dari 180 penderita lupus di RSHS yang diteliti sekitar 40 persennya mengalami depresi.Depresi itu terjadi karena cemas, ketakutan, bingung dan lain-lain.

''Di RSHS, kami mulai membentuk tim yang terdiri dari multidispliner.Anggota tim itu terdiri dari dokter, psikolog, dan semua stake holders yang peduli lupus,'' katanya.

Selain mengalami depresi, kata dia, hasil penelitian terbaru pun menunjukkan 50 persen penderita lupus mengalami osteoporosis.pdhal, penderita lupus rata-rata masih berusia muda.Yaitu, paling banyak berusia 17-35 tahun.Meskipun, memang rentang penderita lupus itu pd usia 6-73 tahun.Namun, usia yang tergolong anak-anak dan manula kasusnya sedikit.

Meneliti mahkota dewa

Sementara itu, menurut Sekretaris Program Farmasi ITB Dr I Ketut Adnyana, penelitian obat-obatan untuk penderita lupus masih jarang dilakukan.Karena, penyakit lupus masih asing untuk masyarakat termasuk peneliti.Namun, setelah mengetahui tentang penyakit itu ITB mulai mengembangkan penelitian untuk mencari obat yang bisa membantu meringankan penderita lupus.''Salah satu tumbuhan yang sedang kami selidiki untuk obat radang penderita lupus adalah mahkota dewa,'' ujar Ketut.

Mahkota dewa, sambung Ketut, memiliki senyawa yang sama dgn obat antiradang kimia.Kalau menggunakan obat antiradang kimia secara terus-menerus, kata dia, bisa menimbulkan efek samping.Sementara, kalau mengunakan mahkota dewa tidak akan ada efek samping sama sekali.Memang, Mahkota dewa tidak bisa mengobati penyakit lupus secara keseluruhan.Namun, bisa digunakan untuk terapi menyembuhkan radang.''Penelitian kami sudah hampir selesai, yaitu tinggal melakukan uji klinis agar bisa diketahui seberapa besar keefektifan mahkota dewa itu.Namun, kami terhambat mengenai dana,'' katanya.

Untuk melakukan uji klinis itu, kata dia, diperlukan dana sekitar Rp 150-200 juta.Kemungkinan besar, ITB akan bekerjasama untuk mendanai uji klinis itu.Setelah diuji klinis, kata dia, dalam waktu dua bulan obat sudah bisa dikonsumsi dan diproduksi secara masal.

''Indonesia itu kaya akan tumbuhan yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit.Kami yakin pasti ada tumbuhan yang bisa menyembuhkan penyakit lupus atau mengendalikan sistem imun tubuh tapi tentunya harus dilakukan penelitian,'' ujarnya.

sumber Mengenal Lupus Si Penyakit Misterius : Republika.co.id
Mengenal Lupus Si Penyakit Misterius

Bio Toilet Berita Terkini

BIO TOILET

BIO TOILET

Di Pondok Pesantren (Ponpes) Daarut Tauhid, Bandung, buang hajat tak perlu menghambur-hambur air.Lebih dari setahun lalu, pesantren pimpinan Aa Gym ini mendirikan satu unit bio toilet alias WC kering hemat air di sudut ponpes megah itu.

Terpaut jarak beberapa kilometer, yakni di Jl Cisitu, Bandung, WC serupa ditemukan.Ini adalah kompleks Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung.Sejatinya, lembaga inilah yang menggagas bio toilet WC kering yang sudah ngetren di Eropa Utara dan Jepang di Indonesia.

Ponpes Daarut Tauhid jadi proyek pencontohan.Sebab, ''Banyak orang ragu, jangan-jangan WC kering kurang memenuhi syarat untuk membersihkan najis,'' tutur Dr Neni Sintawardani, peneliti Pusat Penelitian Fisika LIPI, Senin (15/5).

Terlepas dari perdebatan soal najis, bio toilet masih punya banyak kemiripan dgn toilet konvensional, seperti penggunaan WC (duduk atau jongkok) atau air pembersih.Namun, perbedaannya juga tak kecil: pd bio toilet tak ada saluran pipa guna menggelontorkan kotoran (pdt atau cair) ke selokan atau septic tank.Lalu ke mana larinya najis itu?

Di tahun 1980-an, masyarakat desa membuat WC dgn cara menggali tanah seperti membuat sumur.Bagian atas kemudian ditutup dgn kayu, dan diberi lubang tempat nongkrong untuk buang hajat.Setelah penuh, ditimbun dgn tanah, kemudian membuat galian baru.

pd WC kering ini, terang Neni, kotoran langsung 'ditangkap' oleh serbuk-sebuk kayu yang ditempatkan di bawah lubang (reaktor) WC.Bak mesin penyedot tinja, serbuk selulosa ini langsung menyerap dan mengolah kotoran secara biologis, ''Sekaligus mengabsorsi bau,'' tambah Neni lagi.

dgn cara ini, flushing water atau air pembersih limbah tak lagi diperlukan.Air yang ada di bio toilet biasanya lewat selang shower hanya dikucurkan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran pd tubuh atau lubang WC.Jika dirata-rata, kebutuhan air bilas pd bio toilet dijatah sekitar 300 mililiter per orang, atau kurang dari sebotol air mineral ukuran sedang.''Penggunaan air memang diminimalkan,'' terang Neni.

Mengapa perlu bio toilet?

Mulanya akses air bersih yang kian sulit.Terutama di daerah pdt penduduk atau daerah urban.Di wilayah Jl Kiaracondong, Bandung, misalnya, air bersih cukup sulit dan bukan barang murah.Daerah ini sempat diteliti Neni.

Penduduk miskin tanpa akses PAM, kata dia, harus merogoh kocek sekitar Rp 7.500 per 20 liter.pdhal, menurut hitung-hitungan Neni, konsumsi air per orang tak kurang dari 18 liter air per hari.Belum lagi jika giliran musim kemarau.Kebanyakan daerah kering, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), pasti didera krisis air.Di NTT, setiap kali musim kemarau, penduduknya didera diare.Ini penyakit endemik yang selalu muncul saat pergantian musim.

Pemicunya adalah ketidaktersediaan sistem sanitasi yang memadai.Tinja yang digelontorkan tak terurai dgn sempurna, sementara air kurang.Akibatnya bakteri penyebab diare tumbuh subur.Nah, serbuk selulosa pd bio toilet merupakan media pengurai bakteri yang efektif.

Serbuk kayu

Berbahan dasar selulosa, serbuk-serbuk kayu ini adalah bahan yang sulit diurai oleh bakteri.''Sebaliknya, serbuk ini amat mudah mengurai bakteri,'' terang Neni.Adalah sifat korosivitas selulosa yang tinggi yang membuatnya mampu mengurai bakteri dalam tempo cepat.Sifat selulosa, kata dia, serupa dgn tanah tempat terdegradasinya semua jenis bakteri patogen.

Serbuk-serbuk kayu ini dapat diperoleh dari beragam sumber, yang meliputi limbah pertanian atau perkayuan, seperti serbuk gergajian, sekam, jerami kering, atau bonggol jagung.Serbuk-serbuk ini lalu ditempatkan di bawah lubang WC.Neni mencatat, dalam tempo tiga jam sebanyak 40 persen dari bakteri patogen sudah mulai terurai.Adapun proses penguraian sempurna memerlukan waktu sekitar 8-10 jam.

Tak kalah penting, tambah Neni, sifat korosivitas selulosa adalah efektif menyerap bau kotoran, dgn mengubahnya menjadi karbondioksida dan air.''Sehingga, meski tanpa air, WC ini tak terlalu bau,'' terang dia.

Menurut perhitungannya, diperlukan sekitar seperempat kubik serbuk kayu untuk 25 orang pengguna WC (25 kali buang air kecil dan besar), sehingga serbuk diperkirakan perlu diganti sekitar seminggu sekali.Jika tempat sudah penuh, kotoran dapat dimanfaatkan menjadi pupuk tanaman.

Di samping itu, sifat penampung kotoran juga mudah dipindah (portable).Sehingga dapat dipadukan dgn pembuangan limbah dapur untuk pupuk tanaman.''Jika dicampur, biasanya bakterinya lebih 'beringas', sehingga lebih bagus untuk tanaman,'' paparnya.

Secara singkat, terangnya, ini adalah penanganan WC 'di tempat' (on site) yang tak memerlukan sistem pembuangan limbah yang rumit.Ini, menurut dia, adalah alternatif terkuat dalam memecahkan masalah sanitasi yang seringkali tak murah.

Studi dari USAID menunjukkan investasi awal untuk sistem penyediaan air yang menghubungkan antarrumah di daerah urban maupun pedesaan sekitar 25 dolar AS per kapita.Biaya per tahun untuk instalasi dan pemeliharaan sistem sanitasi sederhana cukup bervariasi, dari 20 dolar AS per rumah tangga per tahun untuk penggunaan WC siram, hingga 400 dolar AS per rumah tangga per tahun untuk sistem air kotornya.''Bio toilet adalah solusi ekonomis, terutama untuk penduduk miskin,'' kata Neni.

TEKNOLOGI sederhana

Komponen utama bio toilet bukan cuma lubang WC (duduk atau jongkok) atau serbuk gergaji.Tapi juga lubang aerasi udara, pengaduk, dan pemanas (jika diperlukan).

Lubang aerasi udara diperlukan untuk mengalirkan bau akibat proses degradasi.Sementara, pengaduk diperlukan untuk memberi asupan udara ke dalam wadah untuk proses degradasi.Sementara pemanas diperlukan untuk mematikan bakteri-bakteri perut.

Secara teknis, pembuatan bio toilet cukup mudah dan bisa dibuat di bengkel masyarakat yang ada.Bahan yang dipergunakan sebagai badan alat biasanya stainless, bahan serat atau polimer kuat lainnya.Semakin mahal harga bahan, semakin kuat bahan tersebut.''Yang terpenting, bahan yang dipakai harus tidak mudah berkarat dan sanggup menerima gesekan dgn bahan serbuk kayu dalam jangka yang cukup panjang,'' kata Neni.

Motor pengaduk juga dapat diperoleh mudah di pasar.Motor dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa menggerakkan pengaduk dgn kecepatan rendah.Selain itu, dipergunakan alat pengontrol elektronik untuk mengatur pergerakan pengaduk secara periodik dalam waktu yang tertentu.

Pipa sirkulasi udara bisa dibuat dari pipa plastik PVC atau batang bambu.Pembuatan ruang untuk tempat kotak bio toilet dapat disesuaikan dgn kondisi ekonomi masyarakat setempat.n

Sulitnya Mengubah Paradigma

Tidak mudah, kata Neni, mengubah persepsi masyarakat tentang WC.Ini terkait dgn stAndar penggunaan jumlah air bersih, kriteria bersih dan cara membersihkan yang beragam.

Penggunaan air yang jauh sangat berkurang meski berdampak positif bagi lingkungan membutuhkan penyesuaian yang sangat besar bagi masyarakat di Indonesia.

Sebagian khawatir najis kurang terbasuh jika air terlampau sedikit.Yang jelas, kata Neni, uji coba penerapan TEKNOLOGI bio toilet di Pesantren Daarut Tauhid dapat diterima oleh santri pengguna.n

Latar

Keuntungan Bio Toilet

- Daur ulang nutrisi limbah langsung kembali ke alam.

- Eliminasi mikroba pathogen lebih cepat.

- Mengurangi aliran air limbah.

- Bisa menjaga konservasi air di lokasi.

- Tidak membutuhkan biaya untuk sistem perpipaan.

- Timbul sistem sosial yang 'baru', misal: tumbuhnya UKM, pertanian kecil.

sumber Bio Toilet : Republika.co.id
Bio Toilet

Pangeran Diponegoro Berita Terkini

PANGERAN DIPONEGORO

PANGERAN DIPONEGORO

Pd pemilihan putri Indonesia kemarin ada sebuah cerita yang tidak ter-expose.Cerita ini terjadi pd saat seleksi (wawancara) antara Juri dgn peserta dari DKI yang akhirnya jadi juara.

Begini ceritanya.:

Juri ".Selanjutnya, tolong Anda sebutkan tokoh idola Anda."

Putri DKI "Ehm, sebagai seorang yang nasionalis, saya mengidolakan orang Indonesia.Dia adalah Pangear Diponegoro"

Begitu mantap dan meyakinkan kata-kata yang meluncur dari putri DKI ini, juripun begitu terkesan dan kagum pdnya, seorang gadis cantik dan muda muda seperti dia ternyata sangat nasionalis dan bangga dgn tokoh dalam negeri.

Kemudian juri melanjutkan pertanyaan dgn pertanyaan-pertanyaan yang ringan-ringan saja, tentunya seputar Pangeran Diponegoro.

"Kalau begitu, Anda pasti tahu kapan Pangeran Diponegoro meninggal kan?"

Tapi, reaksi sang putri sangat mengagetkan Juri, dgn terbata-bata dan penuh rasa kaget dia bertanya, "Apaaa? Meninggall? Innalillahi"

Tentu saja juri ikut-ikutan kaget dan kecewa dgn reaksi putri DKI itu.Singkat cerita, tanya jawab itu selesai sudah.Tapi, tidak demikian dgn sang putri DKI.Kabar mengenai meninggalnya Pangeran Diponegoro sangat menyedihkan hatinya.Sampai di luar ruangan, dia bergegas menemui salah seorang peserta lainnya, dari Yogya.

Tanpa menunda waktu, putri DKI mengkonfirmasi kebenaran berita meninggalnya sang idola, Pangeran Diponegoro.

"Mbak, maaf ya.apa benar sih Pangeran Diponegoro sudah meninggal?", begitu tanya putri DKI kepd putri Yogya.

Tentu saja pertanyaan itu menggelikan bagi putri Yogya, tapi, bagaimanapun dijawabnya juga, "Lho, kan sudah lama mbak.masa mbak nggak tahu sih?"

Putri DKI langsung memotong, "oo, sudah lama ya, kok saya belum pernah denger ya? Kapan sih mbak?"

dgn menahan geli, putri Yogya menjawab, "Yaa.sekitar delapan belas tiga puluh (1830) mbak."

Kembali putri DKI memotong, "HAAHH.DELAPANBELAS TIGAPULUH?, HABIS MAGHRIB DONG "

sumber Pangeran Diponegoro : Kapanlagi.com
Pangeran Diponegoro

Fisika dan Komik Sama Asyiknya Berita Terkini

FISIKA DAN KOMIK SAMA ASYIKNYA

FISIKA DAN KOMIK SAMA ASYIKNYA

Tim Olimpiade Fisika Indonesia yang terdiri atas delapan remaja SMA ini berhasil menjadi Juara II Asian Physic Olympiad atau APhO di Universitas Al Farabi, Kazakhstan, akhir April lalu.Alih-alih memenangkan lomba fisika tingkat dunia, bagi sebagian orang, mendengar rumus fisika saja sudah membuat dahi mengernyit.

Hal yang otomatis muncul di benak adalah sosok-sosok serius yang menghabiskan waktu dgn mengerjakan soal-soal fisika.Mereka suka menghafal rumus-rumus yang jlimet atau melakukan serangkaian percobaan fisika.

Namun, begitu mengenal beberapa peraih juara lomba fisika itu, gambaran tersebut langsung terpatahkan.Bahkan, mereka jauh dari stereotip anak pintar yang selalu menggotong-gotong diktat tebal ke mana pun pergi, berkacamata tebal, atau berpenampilan culun.

Seperti kebanyakan remaja, mereka hobi bermain Playstation, bermain musik, membaca komik, bahkan menonton film kartun.Sianita Tanto (51), ibu dari Pangus Ho (16), pemenang medali emas pd APhO bercerita, "Pangus paling senang baca komik.Kalau sudah baca komik Doraemon, dia bisa tertawa terbahak-bahak.Bacanya juga tidak cukup sekali, pasti diulang- ulang.Setiap kali baca ulang, dia terbahak-bahak lagi."

Begitu juga dgn Irwan Ade Putra (16) yang juga menyabet emas dalam APhO.Setiap hari dia pasti mencari lawan bermain catur atau Playstation.Novriady, adik Irwan, menjadi orang yang paling sering dijadikan lawan.Kedua kakak-beradik ini memang amat dekat hubungannya.

Jika mereka bertemu setelah seharian berpisah karena harus sekolah, keduanya selalu terlibat obrolan dgn bahan pembicaraan yang sepertinya tak pernah habis.Dari duet main game, mereka akan membahas tentang film kartun sampai tentang pelajaran di sekolah.

Sementara Musawwadah Mukhtar (16), yang memperoleh penghargaan Honorable Mention pd ajang yang sama, memang bukan anak yang hobi keluyuran.Namun, dia tetap bergaul seperti remaja lainnya.Hanya saja, kesukaan dia membaca buku relatif lebih besar dibandingkan dgn umumnya remaja sebaya.

"Musawwadah senang membaca, ini sudah sejak dia masih kecil.Pemicunya ketika dia mendapat buku pintar dari salah seorang saudara.Mungkin, ketika membaca buku itu, dia merasa asyik sekali sehingga sejak itu dia terus senang membaca.Kamus dan ensiklopedia juga dia baca," kata Dewi Agustina (39), ibu Musawwadah.

Keluarga sederhana

Anggapan sebagian orang bahwa anak-anak cerdas berasal dari keluarga berada, karena sejak kecil mendapat asupan gizi lengkap dan punya berbagai fasilitas, tidak berlaku bagi ketiga sosok tersebut.Mereka memang tidak bisa disebut miskin, tetapi juga bukan berasal dari kalangan berada.

Musa, ayah Musawwadah, bekerja sebagai pegawai di perusahaan obat Kimia Farma.Sebelum bekerja di tempat tersebut, Musa sempat bekerja sebagai loper koran.Ketika Musawwadah ingin masuk SMAN 78 Jakarta Barat, Dewi sempat khawatir.

"Saya lebih senang Musawwadah masuk SMAN 33 karena lebih murah.Masuk SMA 78 uang pangkalnya Rp 4,5 juta.Saya tidak mampu.Tetapi, guru Musawwadah tetap memaksa dan saya boleh mencicil.Ketika saya baru membayar Rp 800.000, gurunya bilang saya tidak perlu membayar lagi," cerita Dewi.

Untuk memenuhi kegemaran Musawwadah akan membaca, orangtuanya selalu berusaha memenuhi hasrat anaknya itu.

"Kalau Musawwadah sudah minta sebuah buku, ayahnya selalu berusaha mencarikan.Biasanya ayahnya mencari di tukang-tukang loak.Habis, kalau membeli di toko buku, harganya mahal sekali.Belum lama, ayahnya membelikan dia buku fisika seharga Rp 315.000 dari toko buku.Ayahnya sudah mencari ke tukang-tukang loak, tetapi tidak ada.Akhirnya terpaksa beli di toko," cerita Dewi.

Sementara Irwan yang berasal dari SMAN 1 Pekanbaru tinggal di rumah kontrakan berukuran 6 meter x 12 meter, di kawasan Jalan Kapur, Kota Pekanbaru.Rumah petak tempat Irwan tinggal bersih dgn lantai berkeramik.Di dalam ruang tamunya yang sempit, terparkir sepeda motor bebek buatan China.Dua kursi plastik terdesak di dinding, sementara bagian dinding yang lain dipenuhi dua meja belajar sekaligus lemari.Selain itu ada pula mesin jahit dgn tumpukan benang warna-warni di permukaannya.

Ayah Irwan, Tje Leng (42), bekerja serabutan dan lebih banyak menjadi montir di bengkel.Adapun ibunya, Le Hwa (41), menekuni jahit-menjahit dan melayani pelanggan yang memintanya membuatkan baju.

"Seingat saya, kami hanya bersekolah sampai kelas V SD saja," kata Le Hwa tersenyum malu.

Le Hwa mengaku tidak terlalu tahu banyak hal tentang sekolah formal.Namun, dia yakin dgn memberi kesempatan anak-anaknya bersekolah hingga ke jenjang tertinggi, kehidupan mereka akan lebih baik daripd dirinya.

Memberikan kepercayaan

Le Hwa tak bisa menyembunyikan rasa bangganya saat tahu bahwa anaknya berhasil meraih medali emas.Pencapaian ini telah melebihi yang dia bisa bayangkan sebelumnya.Perempuan asal Pulau Bengkalis ini bersama suaminya hanya tahu bagaimana menyekolahkan anak-anaknya saja.

Syukur-syukur kalau mereka bisa memberikan fasilitas penunjang pendidikan, tanpa berharap terlalu muluk.Mereka sengaja hijrah ke Kota Pekanbaru tepat ketika Irwan cukup umur untuk masuk taman kanak-kanak.Pekanbaru menjadi tempat pilihan membesarkan anak, karena kota ini di mata mereka punya kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan lebih baik dibandingkan dgn di kota asal.

Bicara tentang menumbuhkan kesadaran belajar pd anak- anaknya, Sianita justru tak pernah memaksa.Menurutnya, kesadaran belajar Pangus tumbuh alami tanpa ada tekanan apa pun darinya.

"Sejak kecil Pangus dan kedua kakaknya sudah saya biasakan untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat.Saya hanya mengingatkan mereka agar tidak lupa belajar.Jika mereka bilang sudah cukup belajar, walau baru 10 menit, ya harus mereka buktikan.Saya bilang kepd mereka, kalau mengaku sudah belajar, berarti nilainya harus baik.Tetapi, jika nilainya jelek, berarti mereka tidak belajar.Untungnya selama ini mereka selalu membuktikan ucapannya," kata Sianita, ibu rumah tangga.

Belajar hanya mereka lakukan di rumah, tanpa mengikuti kursus-kursus tambahan di luar."Sejak Pangus kecil, dia hanya saya panggilkan guru Bahasa MAndarin.Dia tidak mengikuti kursus pelajaran di sekolah karena nilainya juga sudah bagus sejak SD.Untuk Matematika, nilainya selalu 10.Dia jadi juara umum se-kelas I SMAK 3," kata Sianita tentang Pangus, pelajar pd SMA Kristen 3 Gunung Sahari, Jakarta Pusat.

Bahkan, pd hari Minggu atau hari besar, Sianita dan suami menetapkan ini sebagai hari libur dan anak-anak tidak perlu belajar.Biasanya mereka pergi berjalan-jalan atau sekadar makan di restoran.

"Anak-anak juga perlu penyegaran.Jangan disuruh belajar terus.Saya juga tidak mau memanfaatkan liburan untuk belajar sesuatu yang belum diajarkan guru di sekolah.Libur ya libur," ujar Sianita menegaskan.

Ketiga pasang orangtua itu tentu bangga akan prestasi yang dicapai anak mereka.Namun, mereka juga menyimpan kerinduan pd anak-anaknya.Pasalnya, sejak bulan Juni tahun lalu, anak-anak mereka sudah masuk karantina di Jakarta.Anak yang berasal dari luar pulau, seperti Irwan, hanya bisa tiga bulan sekali menengok orangtuanya.

Adapun mereka yang berasal dari Jakarta bisa ditengok orangtuanya setiap hari Sabtu.Setelah selesai merayakan kemenangan ini, mereka harus kembali ke karantina untuk menghadapi olimpiade tingkat dunia.

"Kalau Irwan pulang nanti, kami mau menyambutnya dgn syukuran kecil.Kami sudah kangen sekali dgn dia," tutur Le Hwa.

sumber Fisika dan Komik Sama Asyiknya : Kompas.com
Fisika dan Komik Sama Asyiknya

Tugiyo Sakit Berita Terkini

TUGIYO SAKIT

TUGIYO SAKIT

Tugiyo sedang sakit parah.Atas saran dokter, Tugiyo disuruh opname di sebuah rumah sakit di Singapura karena penyakitnya agak parah.dan aneh.stress berat.

Sesampainya di Rumah Sakit, Tugiyo dibawa ke kamar dan segera infus dipasang di tangan kiri 2 buah, dan kanan 2 buah.

Beberapa jam kemudian, datang seorang pasien orang bule yang keliatannya sakit parah dan dibaringkan di sebelah Tugiyo.

Si bule walaupun kelihatannya lemah, dia masih mencoba berkomunikasi dgn Tugiyo.Dia mengangkat tangannya dgn susah payah dan bilang,"American."

Tugiyo yang dgn lemah, menjawab, "Indonesian."

Setelah itu keduanya langsung pingsan karena kelelahan.Beberapa jam kemudian mereka siuman dan mencoba berkomunikasi lagi.

Si bule berkata dgn lemah, "James.".Dan dijawab dgn susah payah oleh Tugiyo, "Tugy.", setelah itu mereka pingsan lagi.

Beberapa jam kemudian setelah siuman, mereka mencoba lagi melanjutkan pembicaraan.

"Texas." ujar si bule, dijawab Tugiyo, "Cirebon.", pingsan lagi.

Tak lama kemudian mereka sadar dan lagi-lagi masih mencoba untuk ngobrol.Si bule yang udah hampir kehabisan napas berkata, "Cancer." (sakit kanker).Dan dgn sisa-sisa napas yang ada Tugiyo menyahut, "Sagitarius."

sumber Tugiyo Sakit : Kapanlagi.com
Tugiyo Sakit