Senin, 21 Juli 2008

Balap Sepeda Siapa Setelah Santia? Berita Terkini

BALAP SEPEDA SIAPA SETELAH SANTIA?

BALAP SEPEDA SIAPA SETELAH SANTIA?

Dua emas di nomor trek dapat diraih Santia Tri Kusuma untuk DKI Jaya.


Santia Tri Kusuma dan ibundanya, akan berhenti jika tak sanggup lagi.


Pembalap sepeda putri itu memenangi nomor scratch race 5 km dan point race 20 km PON XVII, yang digelar di velodrom Perjiwa Tenggarong, Kutai Kartanegara.

"Tidak ada target meraih sekian emas. Saya memang dikonsentrasikan untuk berlomba di nomor trek dan syukur berhasil," ujar Santia, peraih emas di SEA Games 2007 Thailand.


Selain Santia, dua nama lain adalah Uyun Muzizah dan Nurhayati .


Ketiganya menguasai lintasan velodrom Perjiwa selama dua hari balapan dan saling berbagi emas. Uyun menang di nomor time trial 500 m, sedangkan Nurhayati berjaya di individual pursuit 3.000 m. Siapa pengganti Santia?


"Saya juga tidak tahu pasti mengapa kondisinya begini. Yang jelas saya masih akan terus membalap sampai merasa tak mampu lagi meraih prestasi," imbuh Santia.


Setelah menguasai nomor trek, Santia masih harus melakoni balap nomor jalan raya. Kamis , dia turun di nomor 30 km kriterium dan pada Sabtu di nomor open road race 74,1 km.

"Saya tak ingin sesumbar bakal menang lagi di jalan raya. Jalanan Tenggarong-Samarinda, yang naik turun tajam, juga pasti menyulitkan. Saya akan berusaha keras. Mungkin akan berhasil," kata Santia lagi.

sumber Balap Sepeda Siapa Setelah Santia? : BolaNews.Com
Balap Sepeda Siapa Setelah Santia?

Susyana Tjhan Sayonara PON Berita Terkini

SUSYANA TJHAN SAYONARA PON

SUSYANA TJHAN SAYONARA PON

Berakhir sudah aksi dan kelincahan dari Susyana Tjhan di atas matras wushu. Penguasa dua nomor, chang quan serta pedang dan tombak, ini pensiun dari cabang yang sudah digeluti sejak umur 8 tahun.


Susyana Tjhan, pilih pensiun.


Keputusan ini diambil usai meraih emas di PON XVII yang digelar di Balikpapan Sport & Convention Centre, Rabu . Malah keinginan atlet pengoleksi 24 medali emas dalam kariernya ini didukung penuh kedua orang tua, Rahmad Setiadi Tjhan dan Sri Suriatni, serta rekan sesama atlet asal DKI.

"Saya memang berkeinginan pensiun selepas PON ini. Sudah banyak yang telah saya persembahkan buat DKI dan negeri ini," ujar atlet kelahiran Jakarta, 19 November 1984 tersebut.


Setelah PON usai, rencana Anna, sapaannya, selanjutnya adalah akan mendirikan tempat latihan dan pembinaan bagi atlet-atlet muda. Saat ini ia mengaku sudah memiliki beberapa murid yang terus dipantau. Keinginan regenerasi sudah dipikirkan sehingga ia bertekad akan melahirkan sendiri dari hasil didikannya.

sumber Susyana Tjhan Sayonara PON : BolaNews.Com
Susyana Tjhan Sayonara PON

Bulutangkis Jatim Beraroma Amerika Berita Terkini

BULUTANGKIS JATIM BERAROMA AMERIKA

BULUTANGKIS JATIM BERAROMA AMERIKA

Saat tampil di pentas internasional, Tony Gunawan membawa bendera AS. Namun, Jatim butuh tenaganya dan meminta Tony untuk turun di ajang PON XVII Kaltim.


Peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 ini sudah enam setengah tahun bermukim di AS, tepatnya di West Covina, sebuah daerah yang terletak di luar Los Angeles. Tony sempat lupa jika dirinya pernah berlaga di ajang PON pada 1993. Saat itu pemain yang sekarang berusia 33 tahun tersebut juga memperkuat Jatim.


"Waktu itu kalah. Makanya saya lupa. Kalau menang pasti saya ingat," ujar Tony, yang kini berpasangan dengan Candra Wijaya dan menempati peringkat delapan dunia.


Saat ini Tony tengah dikontrak klub Denmark, Vaestjaelland. Lantaran masih memegang paspor Indonesia, ia tak menemui masalah ketika namanya didaftarkan untuk turun di PON. Apalagi Tony juga masih memiliki KTP Surabaya.


"Kebetulan PON tidak bentrok dengan jadwal klub sehingga saya bisa ikut," ujar Tony. Pasangan sehatinya, Candra, sebetulnya juga diminta bermain untuk DKI. Namun, Candra absen di PON karena ia dibutuhkan klub yang mengontraknya di Jepang.


Hadirnya pasangan Tony/Trikusharjanto membuat kekuatan Jatim di sektor ganda putra terdongkrak. Mereka sempat takluk dari ganda Jateng Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama 21-19, 17-21, 20-22 di babak penyisihan grup nomor beregu, Rabu .


"Mereka memang lawan yang kelihatan paling kuat. Di nomor individu, mereka adalah penantang yang pantas diwaspadai," sebut Tony. Selain mengharap tenaga Tony di nomor beregu, Jatim juga mengandalkan Tony di nomor individu, yang digelar pada 12-16 Juli.


Dominasi Jawa


Sementara itu, partai semifinal nomor beregu cabang bulutangkis yang akan digelar Kamis masih didominasi kekuatan tim Jawa. Lantaran memiliki sejumlah pemain pelatnas, DKI berusaha dihindari tim mana pun.


Tak heran jika pertemuan Jatim vs Jateng di partai terakhir penyisihan grup, Rabu , berjalan sengit. Sementara itu Jabar mengacak susunan pemain ketika meladeni DKI. Mereka menyimpan tenaga untuk bertarung di semifinal. "Kalau mau meraih emas siapa pun lawannya harus kami kalahkan, termasuk DKI. Peluang semua tim sama," kata Tony.


Di putra, DKI ditantang Jatim dan Jabar berhadapan dengan Jateng, sedangkan di putri DKI bertemu Jatim dan Jabar menghadapi Jateng. Namun, di putra DKI masih punya kelemahan karena sektor ganda yang belum solid.

"Makanya kalau mau merebut emas kita harus amankan nomor tunggal, sedangkan di putri peluang mungkin lebih besar. Kebetulan pemain putri Indonesia yang memiliki peringkat dunia terbaik ada di DKI," ucap pelatih DKI, Joko Supriyanto.

sumber Bulutangkis Jatim Beraroma Amerika : BolaNews.Com
Bulutangkis Jatim Beraroma Amerika

Anggar Terganjal Anggar Cacat Berita Terkini

ANGGAR TERGANJAL ANGGAR CACAT

ANGGAR TERGANJAL ANGGAR CACAT

Kubu Jawa Barat meradang gara-gara alat anggar cacat. Satu medali emas lepas dari genggaman andalan mereka di nomor epee perseorangan putra, Cucu Sundara. Pada anggar yang digunakan Cucu, ternyata salah satu mur di ujungnya hilang sehingga dinyatakan tidak layak oleh wasit. Bahkan Cucu mendapat hadiah kartu kuning dari wasit.


"Anggar cacat bukan kesalahan atlet karena sudah dikarantina dan diperiksa petugas. Jika sudah diberikan pada atlet di tempat pertandingan, seharusnya sudah layak pakai," tegas pelatih anggar Jabar, Rd. Perdian Triadji.


Senjata yang akan digunakan atlet untuk bertanding wajib dikarantina dan kelayakannya diperiksa oleh panitia. Jika saat diperiksa dinyatakan tidak layak atau cacat, anggar dikembalikan untuk diperbaiki atau diganti dengan yang baru. Anggar yang baru pun harus masuk karantina untuk diperiksa kembali.


"Atlet tidak tahu-menahu soal peralatan," papar pelatih anggar Jabar lainnya, Christine Timisela.


Tak hanya itu, Perdian maupun Christine dibuat bingung karena ada pemeriksaan senjata kembali oleh wasit. Selama ini senjata hanya diperiksa saat dikarantina, setelah itu langsung digunakan saat bertanding.


"Konsentrasi terganggu anggar yang dinyatakan rusak dan lawan sudah mendapat angka gratis karena saya diganjar kartu merah," ungkap Cucu.


Sementara itu, Muhammad Haerullah berhasil menyumbangkan emas bagi kontingen Sulawesi Selatan sekaligus memperoleh emas pertamanya di PON. Kesalahan Cucu ternyata membawa keberuntungan bagi Haerullah.


"Saya semakin percaya diri setelah Cucu diganjar kartu merah. Kesempatan meraih emas pertama tak mau saya sia-siakan," tegas Haerullah.

sumber Anggar Terganjal Anggar Cacat : BolaNews.Com
Anggar Terganjal Anggar Cacat

Angkat Besi Dominasi Belum Berubah Berita Terkini

ANGKAT BESI DOMINASI BELUM BERUBAH

ANGKAT BESI DOMINASI BELUM BERUBAH

Meski kekuatan baru mulai muncul, dominasi perolehan medali di cabang angkat besi PON XVII Kaltim kali ini masih dikuasai atlet asal Lampung, Kaltim, Jatim, atau Jabar.

Lihat saja di kelas bergengsi 105 kg. Terjadi persaingan sengit terjadi antara atlet Jatim, Muslimin, dan andalan Lampung, Bayu S.


Muslimin, yang memperoleh kesempatan pertama, sukses mengangkat berat 130 kg di angkatan snatch. Bayu pun tidak mau kalah, dengan sukses di beban 134 kg. Selanjutnya keduanya silih berganti hingga Muslimin meraih total poin tertinggi dan menjuarai nomor tersebut.

Selain itu, lifter putri Lampung, Betty Feriyani, berhasil memaksimalkan tambahan waktu latihan selama persiapan menuju PON. Selain sukses meraih emas di kelas 69 kg, atlet putri ini juga berhasil memecahkan rekor lama di PON XVI 2004 atas namanya sendiri melalui angkatan snatch 96 kg dan clean and jerk seberat 113 kg.

Hingga Rabu , Lampung menguasai perolehan medali dengan sudah meraih enam keping emas. Kaltim menyusul dengan dua medali emas. Berikutnya ada Jatim, sama dengan Nanggroe Aceh Darussalam, Jabar, Papua, dan Bali, yang meraih sekeping medali emas.


Kegagalan justru dialami para lifter DKI Jakarta. Tim ibu kota itu gagal total karena tidak berhasil merebut satu pun emas. "Kami masih butuh waktu. Kegagalan di PON ini bagi kami adalah pelajaran yang harus kami evaluasi dan terus membenahi kekurangan," ungkap Hadi Wihardja, mantan lifter nasional yang baru setahun menangani tim DKI.

sumber Angkat Besi Dominasi Belum Berubah : BolaNews.Com
Angkat Besi Dominasi Belum Berubah

Terus Kejar Rekor Berita Terkini

TERUS KEJAR REKOR

TERUS KEJAR REKOR

Pekan Olahraga Nasional XVII di Kalimantan Timur mengusung tiga indikator keberhasilan. Sukses prestasi, sukses penyelenggaraan, dan sukses pemberdayaan ekonomi rakyat. Jika dua sukses terakhir milik Kaltim sebagai tuan rumah, maka sukses pertama, yang paling penting, seharusnya jadi milik nasional.


Apa ukuran sukses tersebut? Sederhana. Peningkatan prestasi atlet yang bertanding di 43 cabang olahraga dengan bertumbangnya rekor-rekor lama yang berusia bertahun-tahun. Tentu saja ukuran ini hanya untuk cabang-cabang terukur seperti atletik, renang, angkat besi, balap sepeda, dan panahan.


PON XVII baru berjalan empat hari hingga Rabu di luar hari pembukaan, namun pemecahan rekor berjalan sangat cepat dan sudah menyentuh angka 33 rekor baru dengan rincian sembilan rekor nasional baru dan 24 rekor PON baru.


Bahkan di antara rekor nasional yang pecah, terdapat rekor yang sudah bertahan 17 tahun! Rekor tersebut adalah renang nomor 200 m gaya dada yang sebelumnya dipegang oleh Wirmandi Sugriat dengan catatan 2:19,90. Adalah perenang tuan rumah Billy Arifianto yang melakukannya dengan mempertajam rekor tersebut menjadi 2:18,26.


Jangan lupakan juga pemecahan rekor yang terjadi di cabang panahan. Meski hanya rekor PON, penajaman skor terjadi di tujuh nomor dan semua adalah ronde FITA, nomor yang dilombakan di arena internasional. Bahkan empat di antara tujuh rekor tersebut dipecahkan oleh satu orang, Rina Dewi Puspitasari.


Pemecahan rekor masih akan banyak terjadi karena kecuali angkat besi dan balap sepeda, cabang-cabang seperti renang, panahan, dan atletik masih akan berlanjut hingga pekan depan. Pada atletik, nomor bergengsi 100 m putra akan berlangsung hari Sabtu. Juga 4x100 m putra yang akan berlangsung Jumat .


Jatim-DKI


Persaingan menuju tangga juara umum pun semakin sengit antara dua kontingen kuat, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Satu fenomena baru muncul karena hingga Rabu yang juga hari keempat pertandingan, Jatim masih memimpin perolehan medali.


Meski kalah dibanding tuan rumah Kaltim dalam iming-iming bonus, kedua kontingen menjanjikan gelimang rupiah yang cukup besar bagi atlet yang meraih emas. Jatim sudah menyebutkan angka 60 juta rupiah per keping emas, sementara DKI menjanjikan sekitar 100 juta rupiah per medali.


Jumlah medali yang diperebutkan sendiri tersedia sangat banyak karena hingga Rabu masih tersisa 519 keping emas yang akan dibagikan hingga akhir PON.


Empat Rekor Rina


Srikandi Jatim, Rina Dewi Puspitasari, mencatat prestasi yang sulit ditandingi pepanah lain. Pepanah Jatim yang juga atlet pelatnas itu meraih empat medali emas di empat nomor berbeda sekaligus memecahkan rekor PON.


Dua medali emas pertama diperoleh dari nomor perseorangan ronde FITA 60 meter dan 70 meter, Selasa . Dua keping emas lagi diraih dari nomor perseorangan ronde FITA jarak pendek, 30 meter dan 50 meter, Rabu di Lapangan Panahan Kompleks Olahraga Perjiwa, Tenggarong.


Di ronde FITA 50 meter putri, Rina mengumpulkan 330 poin dan melewati rekor lama atas nama Kusuma Wardhany , yang dibuat pada PON XII 1989. Di perseorangan ronde FITA 30 meter putri, dengan poin 354 ia memperbaiki cataan seniornya di Jatim, Lilies Handayani, 352 poin di PON XII 1989.


Sementara itu, di ronde FITA 60 meter, Rina meraih poin 333 yang juga memecahkan rekor PON milik Nurfitriyana Lantang di PON XVIII 1993. Untuk jarak 70 meter, Rina memperbarui rekor PON dengan 318 poin. Rekor PON lama adalah 316 poin atas nama Rosena Gelanteh pada PON XIII Jakarta 1993.

Prestasi ini mencatatkan Rina sebagai pendulang emas terbanyak sementara di cabang panahan. Gadis asal Bojonegoro ini memang hebat.


Daftar Rekor Baru


Renang

800 m gaya bebas

lama: M. Akbar Nasution 00:08:28:480

baru: M. Akbar Nasution 00:08:27:260

50 m gaya kupu-kupu

lama: Andy Wibowo 00:00:25:160

baru: Glenn Victor Sutanto 00:00:25:030

50 m gaya kupu-kupu

lama: Ira Kurniawan 00:00:29:230

baru: Shelomita 00:00:28:270

800 m gaya bebas

lama: Magdalena Sutanto 00:09:17:870

baru: Ressa Kania Dewi 00:09:16:530


Balap sepeda

trek 1000 meter ITT

lama: Herry Janto S. 00:01:08:580

baru: Samai 00:01:08:204

trek 4.000 meter individual pursuit

lama: Suyitno 00:04:53:094

baru: Angga Fredy Siswanto 00:04:53:077

track 500 meter ITT

lama: Secilia Secetoria 00:00:39:676

baru: Uyun Muzizah 00:00:33:700


Angkat Besi

kelas 48 kg

lama: Lisa Rumbewas 180.0 kg

baru: Citra Febrianti 181 kg

kelas 53 kg

lama: Lisa Rumbewas 202,5 kg

baru: Lisa Rumbewas 203.0 kg

Kelas 75 Kg

lama: Sinta Darmariani 122.5 kg

baru: Sinta Darmariani 125 kg

Kelas 69 Kg

lama: Beti Feryani 207 kg

baru: Beti Feryani 209 kg

Kelas 75 + Kg putri

lama: Mila Karmelia 98 kg

baru: Noviyanti 100 kg

Kelas 56 Kg

lama: Jadi Setiadi 120 kg

baru: Eko Yuli Irawan 123 kg


Atletik

Loncat galah

lama: Ni Putu Desi 3,65 m

baru: Ni Putu Desi 3,80 m


Panahan

FITA 30 meter

lama: Lilies Handayani 352 poin

baru: Rina Dewi Puspitasari poin 354

FITA 50 meter

lama: Kusuma Wardhany 322 poin

baru: Rina Dewi 330 poin

FITA 60 meter

lama: Nurfitriyana Lantang 331 poin

baru: Rina Dewi poin 333

FITA 70 meter

lama: Rosena Gelanteh 316 poin

baru:Rina Dewi 318 poin

sumber Terus Kejar Rekor : BolaNews.Com
Terus Kejar Rekor