Rabu, 27 Agustus 2008

Malam Seribu Bulan Berita Terkini

MALAM SERIBU BULAN

MALAM SERIBU BULAN

Laylat al qadr secara harfiah diartikan malam penentuan atau malam kemuliaan.Secara metaforis disebut malam seribu bulan.Suatu malam permulaan Al Qur'an diturunkan oleh Allah SWT.Peristiwa ini terjadi pd tahun 610 M.Ia merupakan satu di antara sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.Karena alasan itu, sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan sangat dimuliakan.Surah Al Qadr menerangkan, ''Kemuliaan itu melebihi seribu bulan .malam yang diliputi kedamaian hingga terbit fajar.''

Para mufasir sepakat bahwa kehebatan malam al qadr sama dgn beribadah seribu bulan lamanya.Malam itu penuh berkah dan bermakna.Suatu nilai yang amat tinggi dan mulia dibanding malam dan bulan lainnya.Lafaz al qadr sengaja diartikan dgn malam penentuan dgn merujuk pd kata dasar al qadr yang berarti ketentuan atau keputusan.Karena pd malam itulah ditentukan dan diputuskan turunnya Al Qur'an ke bumi.Bahkan, malam itu menjadi momentum yang amat menentukan bagi mereka yang dekat dan ingat kepd Allah SWT.

Mengapa dalam banyak terjemahan, laylat al qadr diartikan malam kemuliaan? Boleh jadi para ahli berpAndangan bahwa karena pd malam itu Allah SWT akan menurunkan segala keberkahan dan kesejahteraan buat umat manusia.Malam itu pun dipastikan menjadi mulia dan tinggi nilainya.Saking mulianya malam itu, sehingga Allah SWT menyebutnya sebagai lebih mulia dan tinggi kualitasnya dari seribu bulan.Perbandingan metaforis ini memperlihatkan kebesaran dan keagungan laylat al qadr itu.Boleh jadi pula lafaz laylat al qadr disebut sebagai malam kemuliaan merujuk pd penamaan Kitab Al Qur'an itu sendiri sebagai Al Kitab Al Karim yang berarti bacaan mulia.Sehingga, setiap momentum yang berkaitan dgn Kitab Suci ini disebut-sebut sebagai momentum kemuliaan.

Malahan dalam kehidupan kita sehari-hari, tanpa sadar kita sering bertemu dgn situasi yang mulia (laylat al qadr) tersebut.Situasi mulia ini amatlah menentukan kehidupan seseorang, maka ia disebut-sebut sebagai malam penentuan.pd hakikatnya kita sering bertemu momentum-momentum tak terduga tapi mampu mengubah dan menentukan seluruh perjalanan sejarah hidup kita sebagai anak manusia.Bisa jadi momentum seperti itu hanya datang sekali seumur hidup.Ada juga orang mendapatkan momentum yang amat menentukan itu beberapa kali.

Namun, yang jelas tidaklah setiap pengalaman hidup manusia selalu bertemu dgn momen-momen kemuliaan itu.Karena itulah, laylat al qadr menjadi istimewa dan bernilai amat personal.Sebagai manusia, ingin sekali di malam penentuan ini kita bisa memperoleh tempat mulia dalam pAndangan Allah SWT.Kemuliaan itu kita peroleh setelah kita berjuang keras menjadi insan yang muhsin dalam setiap amal usaha yang kita lakukan.

Impian semua orang untuk memperoleh laylat al qadr tentu saja mulia dan terhormat, karenanya harus diwujudkan dalam aktivitas ibadah yang juga mulia dan terhormat.Bila itu sudah kita lakukan, insya Allah impian kita untuk mendapatkan 'penentuan' kehidupan yang baik dan mulia dari Allah SWT menjadi kenyataan.

sumber Malam Seribu Bulan : Republika.co.id
Malam Seribu Bulan

Lebih Nikmat dgn Berbagi Berita Terkini

LEBIH NIKMAT DGN BERBAGI

LEBIH NIKMAT DGN BERBAGI

Ia membiarkan putrinya tidur di pangkuannya, matanya menerawang memperhatikan mobil-mobil truk maupun pick up yang membawa sayur-sayuran.Pukul 01.15 dini hari itu, Mbok Dariah, berkutat dgn hawa dingin terminal yang setiap dini hari berubah menjadi pasar kaget.Sebentar ia berlari meninggalkan putrinya yang terlelap untuk mengejar tumpukan sayur di truk atau mobil pick up, seketika, karung besar berisi sayur atau cabai sudah berada di pinggangnya.Setiap hari ia lakukan itu dgn membawa serta putri bungsunya yang masih berusia empat tahun.Sang putri, tentu tak pernah mengerti mengapa ibunya rela melakoni pekerjaan itu, memerangi kantuk, berselimut udara malam yang dingin, kemudian berkeringat saat dan sesudah memanggul karung.pdhal, upah yang didapat dari memanggul karung itu tak seberapa.

Tidak hanya di hari-hari biasa, bahkan di bulan Ramadhan pun ia tetap menjalani pekerjaan kasarnya itu.Justru kalau bulan puasa, lebih banyak dapat duitnya, ujarnya singkat.Ya, Ramadhan memang membawa berkah pula bagi seorang Dariah.Jumlah permintaan belanja masyarakat lebih tinggi, sehingga pasar malam lebih ramai.Tidak hanya dua tiga karung yang bisa terangkut olehnya, bahkan di bulan ini bisa mencapai enam karung.Lumayan, bisa buat buka puasa, pungung tangannya membasuh peluh di keningnya.

Bagaimana dgn sahur? Nggak mikirin sahur deh, dapatnya juga nggak seberapa.Makan satu lontong saja sudah syukur, akunya polos.Sedikit uang yang didapatnya dini hari itu membuatnya berpikir berulang kali untuk membeli sebungkus nasi sahurnya.Hingga akhirnya, lebih sering ia memutuskan untuk tidak makan sahur.Sedangkan untuk tiga anak lainnya di rumah, ia sudah membagi dua nasi dan lauk makanan berbuka untuk makan sahur.

Di lain tempat, Bang Wawan, tukang becak yang biasa mangkal di depan gang rumah ibu saya malah lebih sering tidak makan sahur.Menurutnya, kalau dalam sehari banyak nariknya ia bisa makan sahur bersama lima teman lainnya di satu pangkalan.Kalau sepi, kadang makan, kadang sebungkus berdua, tapi lebih sering nggak makan .Ia mengaku sudah biasa tak makan sahur, meski pun ia harus tetap berpuasa saat menjalankan pekerjaannya sebagai tukang becak.Lelah, sudah pasti, tak bertenaga saat mengayuh becak, masuk akal, karena ia tak makan sahur.

Itulah sebabnya, saat saya berkunjung ke rumah ibu, meski tak setiap sore, sering ada makanan berbuka dan beberapa bungkus nasi untuk tukang becak di pangkalan depan gang itu.Hampir semua warga di situ bergantian memberi makanan berbuka atau makan sahur untuk Bang Wawan dan teman-temannya.Lalu bagaimana dgn tukang becak di pangkalan lainnya? Apakah mereka juga makan sahur? Mungkinkah warga sekitarnya cukup peduli dgn orang-orang seperti Bang Wawan?

Seorang kawan bercerita, airmatanya tak henti meleleh sampai menjelang dzuhur setiap kali teringat wajah-wajah polos di panti yatim.Dini hari tadi, ketika waktu sahur ia dan beberapa teman kantornya menyambangi dua panti yatim di Jakarta dgn membawa nasi bungkus untuk makan sahur anak-anak yatim.Pengakuan pengelola pantilah yang membuatnya terus menangis, Setiap malam saya tidak bisa tidur, mikirin apa yang bisa dimakan untuk sahur mereka. Menatap polos mata-mata penuh harap milik anak-anak itu, hatinya makin terenyuh.Bagaimana mungkin selama ini ia bisa nikmat menyantap makan sahur dan berbukanya, sementara dini hari itu ia tahu ada banyak anak-anak yang tak punya apapun untuk dimakan.

Melihat kembali meja makan kita yang penuh sesak makanan berbuka, yang terkadang tak habis hingga makan sahur tiba.Sementara kita sudah menyiapkan makanan yang lain untuk sahur.Jadilah tempat sampah persinggahan makanan sisa berbuka.Mungkin, terlalu banyak makanan yang terjejal di mulut ini, menyesaki setiap rongga dalam perut kita.pdhal, pasti lebih nikmat jika kita membaginya.

Saat kita berpuasa, mereka juga berpuasa

Ketika tiba waktu berbuka, banyak di antara mereka yang tetap berpuasa

Waktu makan sahur, mereka menatap meja makan dan piring kosong

Tanpa berbagi, nikmatkah santapan kita?

sumber Lebih Nikmat dgn Berbagi : Eramuslim.com
Lebih Nikmat dgn Berbagi

Puasa yang Mencerdaskan Berita Terkini

PUASA YANG MENCERDASKAN

PUASA YANG MENCERDASKAN

Seperti terungkap dalam Surat Ali Imran ayat 14, Allah SWT menganugerahi setiap manusia nafsu dan dorongan syahwat serta memperindah hal itu dalam dirinya.Ini berguna untuk menjadi pendorong utama memelihara diri dan memelihara jenis.

Dari keduanya lahir aneka dorongan, seperti memenuhi kebutuhan sAndang, pangan, papan, keinginan untuk memiliki, dan hasrat untuk menonjol.Semuanya berhubungan erat dgn dorongan (fitrah) memelihara diri, sedangkan dorongan seksual berkaitan dgn upaya manusia memelihara jenisnya.

Setan sering kali juga memperindah hal-hal tersebut pd diri manusia, guna melengahkan manusia dari tugas kekhalifahan.Seks, jika diperindah setan, maka ia dijadikan tujuan.Cara dan dgn siapa pun, tidak lagi dihiraukan.Kecintaan pd anak, jika diperindah setan maka subjektivitas akan muncul.Atas nama cinta, orang tua membela anaknya walau salah.Harta jika dicintakan setan, maka manusia akan menghalalkan segala cara untuk memperolehnya.Dia akan menumpuk dan menumpuk serta melupakan fungsi sosial dari harta itu.

dgn berpuasa, kita menyadari hal tersebut dan pd gilirannya kesadaran tersebut menghiasi diri kita dgn kecerdasan spiritual dan emosional.Kecerdasan spiritual melahirkan iman serta kepekaan yang mendalam.Fungsinya mencakup hal-hal yang bersifat supranatural dan religius.Inilah yang menegaskan wujud Tuhan, melahirkan kemampuan untuk menemukan makna hidup, serta memperhalus budi pekerti.

Dimensi spiritual mengantar manusia percaya kepd yang gaib dan ini merupakan tangga yang harus dilalui untuk meningkatkan diri, dari tingkat binatang ke tingkat manusia.dgn kecerdasan emosi, manusia mampu mengendalikan nafsu, bukan membunuhnya.Emosi atau nafsu sangat kita butuhkan, sebab dia merupakan salah satu faktor yang mendorong terlaksananya tugas kekhalifahan, yakni membangun dunia sesuai dgn kehendak dan tuntunan Ilahi.dgn kecerdasan itu, manusia akan mampu mengarahkan emosi atau nafsu ke arah positif sekaligus mengendalikannya, sehingga tidak terjerumus dalam kegiatan negatif.

Kecerdasan emosional mendorong lahirnya ketabahan dan kesabaran menghadapi segala tantangan dan ujian.Salah satu tuntunan Rasulullah SAW yang berkaitan dgn puasa adalah apabila salah seorang di antara kita berpuasa, maka janganlah dia mengucapkan kata-kata buruk, jangan juga berteriak memaki.Bila ada yang memakinya, maka hendaklah ia berucap, ''Aku sedang berpuasa.'' Itu juga berarti bahwa orang yang bersangkutan sedang mengendalikan nafsu sehingga tidak akan berbicara atau bertindak kecuali sesuai dgn tuntunan agama.dgn demikian, kecerdasan emosional menjadikan penyAndangnya berbicara dan bertindak pd saat diperlukan dan dgn kadar yang diperlukan, serta pd waktu dan tempat yang tepat.

Kecerdasan-kecerdasan itulah yang menjadikan jiwa manusia seimbang dan menjadikannya berpikir logis dan objektif, bahkan memiliki kesehatan dan keseimbangan tubuh.Karena, siapa yang berfungsi dgn baik kecerdasan emosi dan spiritualnya, maka dia akan selamat pula anggota badannya dari segala kejahatan dan selamat pula hatinya dari segala maksud buruk.Wa Allah A'lam.

sumber Puasa yang Mencerdaskan : Republika.co.id
Puasa yang Mencerdaskan

Briket Batubara Bisa Gantikan Minyak Tanah Berita Terkini

BRIKET BATUBARA BISA GANTIKAN MINYAK TANAH

BRIKET BATUBARA BISA GANTIKAN MINYAK TANAH

Di tengah melambungnya harga minyak tanah, briket batu bara diyakini dapat menjadi bahan bakar minyak (BBM) pengganti yang lebih ekonomis.Harga 1 kilogram briket hanya Rp 900, bandingkan dgn minyak tanah yang Rp 2.250 per liter.Briket juga memiliki tingkat emisi yang jauh lebih rendah ketimbang minyak tanah, menjadikannya sumber energi substitusi yang lebih aman bagi kesehatan.

Hasil uji Badan Pengkajian dan Penerapan TEKNOLOGI (BPPT) menunjukkan pembakaran 1 kg briket selama 2-3 jam hanya menghasilkan tingkat emisi karbonmonoksida (C0) rata-rata 106 ppm.Sementara minyak tanah 250-390 ppm, atau tiga kali lipatnya.

Briket juga hanya menciptakan emisi Nitromonoksida (NO) dgn konsentrasi amat kecil (mendekati nol) lantaran tidak dibakar dalam temperatur amat tinggi.Sementara tingkat emisi Sulfur (SO) briket rata-rata di bawah satu persen angka yang aman untuk kesehatan mengingat batu bara Indonesia tergolong low calorie, dgn kadar sulfur rendah.

Menurut Kepala Balai Besar TEKNOLOGI Energi (B2TE) BPPT, Dr Agus Rusyana Hoetman, dgn indikator-indikator ini briket batu bara memenuhi persyaratan teknis sebagai pengganti substitusi minyak tanah.''dgn tingkat emisi rendah ini, briket aman buat kesehatan.Briket tidak memicu kanker, seperti isu yang belakangan berkembang,'' kata dia Rabu (19/10).

Keunggulan lain briket adalah harganya yang lebih murah (Rp 900 per kilogram) dibanding minyak tanah (Rp 2.250 per liter).Kata Agus, satu liter minyak tanah setara dgn 1,8 kg briket.dgn demikian, harga minyak tanah Rp 2.250 sebanding dgn briket Rp 1.500 hingga 1.700.''Jadi masyarakat kurang mampu dapat menghemat hingga Rp 750.Di samping lebih aman buat kesehatan,'' paparnya.

Briket batu bara berbentuk kubus (12,5 x 12,5 x7 cm), silinder (tinggi 7 cm, diameter 12 cm) dan telur (sebesar telur ayam).Briket dibakar dgn kompor desain khusus.Satu kilogram briket dapat memicu nyala api selama delapan jam.''Sifat briket ini sulit menyala.Tapi kalau sudah menyala sulit pdm, hingga habis,'' tutur Agus.

Kompor briket memegang peranan penting.Tingkat emisi, salah satunya, dipengaruhi oleh tingkat pembakaran.Semakin sempurna pembakaran, semakin rendah tingkat emisi-nya.Kesempurnaan pembakaran sendiri dipengaruhi kualitas kompor.Kata Agus, B2TE BPPT telah mendesain kompor yang terstAndardisasi.Adapun produksi massal kompor menunggu adanya investor.

Salah satu kelebihan briket, lanjut Agus, adalah ketersediaan batu bara yang melimpah.Sekitar 60 persen cadangan batu bara di Indonesia merupakan low calorie coal.Ini adalah bahan baku terbaik untuk briket.''dgn demikian suplainya bisa berkelanjutan,''.

Saat ini, penggunaan briket batu bara masih dalam tahap sosialisasi.Agus meminta pemerintah untuk membuat aturan, atau menciptakan prakondisi, agar briket dapat secara massal digunakan oleh masyarakat sebagai pengganti minyak tanah yang harganya kian meroket.

sumber Briket Batubara Bisa Gantikan Minyak Tanah : Republika.co.id
Briket Batubara Bisa Gantikan Minyak Tanah

Korban Berikutnya Berita Terkini

KORBAN BERIKUTNYA

KORBAN BERIKUTNYA

Ketika sedang mendaki gunung, Hamidi bertemu dgn nenek-nenek yang berjalan mondar-mandir di bibir jurang sambil berbisik, '806.806.806' tanpa henti dan terus melihat ke dasar jurang.

dgn penasaran, Hamidi bertanya pd si Nenek, "Ada apa nek? dari tadi saya dengar nenek selalu bicara angka 806, emangnya ada apa dgn angka itu?".Tetapi si nenek terus mengatakan 806.806.tanpa menghiraukan Hamidi.

dgn penasarannya Hamidi mendekat dan mengulangi pertanyaannya, tapi si Nenek tetap cuek dgn 806-nya dan terus melihat ke dasar jurang.

dgn penasaran Hamidi lebih mendekati si nenek dan ikut melihat ke dasar jurang.dgn tenangnya si nenek mendorong Hamidi ke dasar jurang, lalu berkata, "807.807.807".

sumber Korban Berikutnya : Kapanlagi.com
Korban Berikutnya

Sampai dimana kesadaran kita menghargai sebutir Nasi? Berita Terkini

SAMPAI DIMANA KESADARAN KITA MENGHARGAI SEBUTIR NASI?

SAMPAI DIMANA KESADARAN KITA MENGHARGAI SEBUTIR NASI?

Dulu setiap suku di Indonesia memiliki makanan pokok khas daerah.Meskipun sekarang masih ada, tapi hampir sebagian besar daerah di Indonesia sekarang ini mengkonsumsi beras (nasi) sebagai makanan pokok.

Dulu Indonesia dikenal sebagai lumbung padi dgn swasembada beras bahkan sempat mengekspor beras ke luar negri.Catatan hari ini Indonesia termasuk negara yang mengimpor beras dari luar negri sedang 60% lebih penduduk Indonesia hidup di pedesaan dari bertani.

Ada proses yang panjang sebelum menjadi nasi.Petani menanam benih; benih padi tumbuh antara 3 6 bulan untuk berbuah dan siap dipanen; padi dipanen dan dijemur; padi digiling menjadi beras; beras dimasak menjadi nasi hingga siap dimakan.Kesimpulannya ada banyak waktu dan banyak tangan yang terlibat disetiap tahapan itu, apalagi jika ditambahkan proses distribusi dari sawah hingga akhirnya sampai ke toko-toko beras, semakin menambah jumlah yang terlibat.

Nenek moyang dan orang tua sangat menghargai beras (nasi).Penghargaan mereka beralasan; karena mereka terlibat dalam setiap tahapan.Dari menabur benih hingga memanen.Dari menggiling hingga memasak dan makan.Di pagi buta mereka ke sawah, di bawah terik mentari mereka bekerja melawan sayatan daun padi, ulat dan ular serta debu padi yang membuat gatal.Wajar bila kita menyisakan satu butir nasi di piring, mereka akan marah, sangat marah bahkan.

Kehidupan kota terlebih wilayah industri seperti Bekasi, seakan telah menyulap segalanya.Industri dan gaya hidup kota menuntut serba cepat dan instan.Begitu pula masalah nasi.Banyak diantara kita yang tidak perlu memasak sendiri dan tinggal makan karena nasi sudah siap saji.Dari situlah lambat laun penghargaan manusia terhadap nasi menjadi semakin menurun.

Hampir di setiap jamuan makan, kantin, warung nasi, restoran dan semua tempat yang di situ ada nasi, pastilah ada nasi sisa di tempat pembuangan sampah.Mereka menyisakan nasi dgn beragam alasan.Ada yang menyalahkan juru masak karena nasi terlalu lembek atau terlalu keras.Ada yang menggunjing kualitas beras, kotor dan apek.Ada yang klise; sudah kenyang atau nasinya kebanyakan, lauk tidak enak dan tidak selera.Tapi hasilnya satu, nasi sisa dan akhirnya terbuang percuma.

Cobalah kita hitung.Sebuah Perusahaan dgn 9000 (sembilan ribu) karyawan yang menyediakan makan siang (1 kali makan) untuk enam hari kerja.Misalkan; dgn hitungan kasar 100 gram beras dimasak menghasilkan 200 gram nasi untuk sekali makan per orang.Jika satu orang karyawan menyisakan rata-rata 1/10 (10%) dari nasi yang seharusnya dia makan, maka terbuang nasi sebanyak 20 gram sekali makan.Jika dikalikan 9.000 karyawan terbuang nasi sebanyak180.000 gram atau senilai 90.000 gram beras.Jadi setiap hari di Perusahaan tersebut terbuang 90 kilogram beras.Jika sebulan, maka dikalikan 30 hari menjadi 2.700 kg beras terbuang.Jika setahun, maka dikali 12 bulan menjadi 32.400 kg beras terbuang.

Contoh di atas hanya satu perusahaan.Tahukah Anda berapa perusahaan di Indonesia?.Jika ada 100 perusahaan dgn jumlah karyawan dan kasus yang sama, maka dikali 100 menjadi 3.240.000 kg beras terbuang setiap tahun, atau setara dgn 3.240 ton.Hitungan di atas diambil minimal, karena menurut hemat kami nasi tersisa bisa mencapai lebih dari 10% per orang, satu orang bukan satu kali tapi tiga kali makan dan jumlah perusahaan bisa lebih dari 100.Lalu berapa beras yang terbuang percuma setiap tahun di negeri pengimpor beras ini?.

Marilah ikuti pesan Rasulullah; Makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyang.Makanlah secukupnya dan jangan berlebihan karena tabdzir adalah perbuatan syaitan.Wallahua`lam bishowab.

sumber Sampai dimana kesadaran kita menghargai sebutir Nasi? : Alhikmah.com
Sampai dimana kesadaran kita menghargai sebutir Nasi?