Minggu, 31 Agustus 2008

Kehilangan Lensa Kontak Berita Terkini

KEHILANGAN LENSA KONTAK

KEHILANGAN LENSA KONTAK

Seorang anak kembali dari pekarangan dan memberitahu ibunya bahwa ia kehilangan sebelah lensa kontaknya.

Ibunya berkata, "Baiklah, kembali ke sana dan lihat saja, apakah Kamu bisa menemukannya."

Anak itu kembali ke pekarangan dan setelah 20 menit, ia kembali dan memberitahu bahwa ia tetap tidak bisa menemukan lensa kontak itu.

"Baiklah," jawab sang Ibu."Saya akan mencarinya sendiri."

Sang Ibu hanya pergi beberapa detik sebelum kembali dgn menggenggam lensa tersebut di telapak tangannya.

Anak itu sangat terpesona "Bagaimana Ibu bisa menemukannya dgn begitu cepat? Saya sudah mencarinya ke segala penjuru, tetapi, tidak bisa melihatnya." kata anaknya

Sang Ibu menjawab, "Kita melihat dari 2 sisi yang berbeda."

"Kamu mencari sepotong kecil plastik tipis, sedangkan Ibu mencari $150,-"

sumber Kehilangan Lensa Kontak : Ketawa.com
Kehilangan Lensa Kontak

Jam Tangan Berita Terkini

JAM TANGAN

JAM TANGAN

Seorang pemuda sedang dalam perjalanan kembali ke Jakarta dgn kereta api.Persis, di depannya duduk seorang bapak.Setelah lama berdiam diri, sambil menguap sang pemuda bertanya kepd bapak tersebut, "Maaf, jam berapa sekarang, Pak?".Sebuah pertanyaan yang biasa kita lakukan di mana pun, kapan pun, dan kepd siapa pun, dan biasanya kita selalu dapat jawaban.

Tapi kali ini sungguh di luar dugaan, si bapak diam saja.Mengira sang bapak agak kurang dengar, pemuda tersebut mengulanginya sampai 3 kali, namun si bapak tetap diam tidak bergeming sedikitpun.Merasa kesal, pemuda langsung mencolek bapak tersebut dan berkata, "Saya heran, mengapa Bapak tidak menjawab pertanyaan saya? Apa sich susahnya," tanyanya kesal.

Si bapak menjawab dgn tenang: "Bukannya saya nggak mau menjawab, tapi nanti kalau saya jawab, kita pasti ngomong-ngomong lagi soal ini soal itu, terus, sampai nanti kita jadi akrab."

Si pemuda melongo mendengar ceramah si Bapak, terus dia tanya lagi, "Lalu, apa salahnya kalau kita akrab?"

Si bapak bilang, "Nanti anak gadis dan istri saya akan menjemput saya di Gambir.Kalau kita sudah akrab, nanti kita akan turun sama-sama, terus saya pasti memperkenalkan mereka sama Kamu."

Si pemuda tambah bingung, "Terus, Pak?," tanyanya lagi penasaran.

"Istri saya tuch orangnya baik sekali sama semua orang.Nanti dia pasti nawarin Kamu mampir ke rumah.Nanti Kamu mampir dan pasti mandi di rumah saya, terus makan di rumah saya.Kamu nanti lama-lama bisa akrab dgn anak gadis saya dan Kamu bisa jadi pacar anak saya dan lama-lama Kamu bisa jadi menantu saya." lanjut Bapak tersebut.

Sang pemuda yang tadi sudah bingung sekarang menjadi makin bingung, lantas dia tanya, "Terus apa hubungannya sama pertanyaan saya yang pertama?," Sambil berdiri dan dgn lantang bapak tersebut menjawab, "Masalahnya .Saya tidak mau punya menantu seperti Kamu, jam tangan saja nggak punya"

sumber Jam Tangan : Kapanlagi.com
Jam Tangan

Lebaran Cara Rasul, Ikuti Yuks Berita Terkini

LEBARAN CARA RASUL, IKUTI YUKS

LEBARAN CARA RASUL, IKUTI YUKS

Fajar 1 Syawal menyingsing, menAndai berakhirnya bulan penuh kemuliaan.Senyum kemenangan terukir di wajah-wajah perindu Ramadhan, sambil berharap kembali meniti Ramadhan di tahun depan.Satu persatu kaki-kaki melangkah menuju tanah lapang, menyeru nama Allah lewat takbir, hingga langit pun bersaksi, di hari itu segenap mata tak kuasa membendung airmata keharuan saat berlebaran.Sementara itu, langkah sepasang kaki terhenti oleh sesegukan gadis kecil di tepi jalan.Gerangan apakah yang membuat engkau menangis anakku? lembut menyapa suara itu menahan beberapa detik segukan sang gadis.

Tak menoleh gadis kecil itu ke arah suara yang menyapanya, matanya masih menerawang tak menentu seperti mencari sesosok yang amat ia rindui kehadirannya di hari bahagia itu.Ternyata, ia menangis lantaran tak memiliki baju yang bagus untuk merayakan hari kemenangan.Ayahku mati syahid dalam sebuah peperangan bersama Rasulullah, tutur gadis kecil itu menjawab tanya lelaki di hadapannya tentang Ayahnya.

Seketika, lelaki itu mendekap gadis kecil itu.Maukah engkau, seAndainya Aisyah menjadi ibumu, Muhammad Ayahmu, Fatimah bibimu, Ali sebagai pamanmu, dan Hasan serta Husain menjadi saudaramu? Sadarlah gadis itu bahwa lelaki yang sejak tadi berdiri di hadapannya tak lain Muhammad Rasulullah SAW, Nabi anak yatim yang senantiasa memuliakan anak yatim.Siapakah yang tak ingin berayahkan lelaki paling mulia, dan beribu seorang Ummul Mukminin?

Begitulah lelaki agung itu membuat seorang gadis kecil yang bersedih di hari raya kembali tersenyum.Barangkali, itu senyum terindah yang pernah tercipta dari seorang anak yatim, yang diukir oleh Nabi anak yatim.Rasulullah membawa serta gadis itu ke rumahnya untuk diberikan pakaian bagus, terbasuhlah sudah airmata.Lelaki agung itu, shalawat dan salam baginya.

***

Lebaran, bagi kita sangat identik dgn pakaian bagus.Tak harus baru, setidaknya layak dipakai saat bersilaturahim di hari kemenangan itu.Namun tak dapat dipungkiri, bagi sebagian besar masyarakat kita, memakai pakaian baru sudah menjadi budaya.Mungkin budaya ini merujuk pd kisah di atas, bahwa Rasul pun memakai pakaian yang bagus di hari raya.Tidak sedikit uang yang dikeluarkan untuk menyambut lebaran, bahkan bagi sebagian orang, tak cukup satu stel pakaian baru disiapkan, mengingat tradisi silaturahim berlebaran di Indonesia yang lebih dari satu hari.

Tak ada yang salah dgn budaya baju baru itu, ambil sisi positifnya saja, bahwa keceriaan hari kemenangan bolehlah diwarnai dgn penampilan yang lebih baik.Sekaligus mencerminkan betapa bahagianya kita menggapai sukses penuh arti selama satu bulan menjalani Ramadhan.Baju baru bukan cuma fenomena, bahkan sudah menjadi budaya.Tetapi ada cara berlebaran Rasulullah yang tak ikut kita budayakan, yakni menceriakan anak yatim dgn memberikan pakaian yang lebih pantas di hari istimewa.

Anak-anak kita bangga menghitung celana dan baju yang baru saja kita belikan.Tak ketinggalan sepatu dan sAndal yang juga baru.Dapatlah kita bayangkan betapa cerianya mereka saat berlebaran nanti mengenakan pakaian bagus itu.Tapi siapakah yang akan membelikan pakaian baru untuk anak-anak yatim? Tak ada Ayah atau Ibu yang akan mengajak mereka menyambangi pertokoan dan memilih pakaian yang mereka suka.Dapatkah kita bayangkan perasaan mereka berada di tengah-tengah riuh rendah keceriaan anak-anak lain berbaju baru, sementara baju yang mereka kenakan sudah usang.

Rasulullah tak hanya berbaju bagus saat berlebaran, tetapi juga mengajak seorang anak yatim ikut berbaju bagus, sehingga nampak tak berbeda dgn Hasan dan Husain.Lelaki agung itu, tahu bagaimana menjadikan hari raya juga istimewa bagi anak-anak yatim.Mampukah kita meniru cara Rasul berlebaran?

Kalau kita mampu membeli beberapa stel pakaian untuk anak-anak kita, adakah sedikit yang tersisihkan dari rezeki yang kita dapat untuk membeli satu saja pakaian bagus untuk pantas dipakai oleh anak-anak yatim tetangga kita.Kebahagiaan 1 Syawal semestinya tak hanya milik anak-anak kita, hari istimewa itu juga milik mereka.

Maka, ikuti yuks Gerakan LCR (Lebaran Cara Rasul).Gerakan ini, saya yakin sudah banyak yang melakukannya di berbagai tempat.Namun jika lebih banyak lagi orang-orang beruntung seperti kita yang mau membudayakan LCR ini, akan lebih banyak senyum anak yatim yang tercipta di hari bahagia.

( amanah dari mas gawtama neh.)

sumber Lebaran Cara Rasul, Ikuti Yuks : Myquran.com
Lebaran Cara Rasul, Ikuti Yuks

Merefleksikan Puasa Berita Terkini

MEREFLEKSIKAN PUASA

MEREFLEKSIKAN PUASA

Reuni dan romantisme keluarga harusnya terbangun dgn indah di bulan puasa.Selain jadwal makan bersama keluarga menjadi agenda harian, kesempatan menjelang dan sesudah buka atau sahur pun menjadi media yang efektif untuk membangun kedekatan dan forum berbagi di antara anggota keluarga.

Anak-anak dan orang tua yang biasanya asyik dgn kesibukan sendiri-sendiri, saat Ramadhan menjadi bersatu, bercengkerama, dan saling berdiskusi.pd Ramadhan ini, setiap anggota keluarga berusaha untuk selalu berkumpul dgn keluarga, bahkan yang sangat sibuk sekali pun.Apalagi media puasa dijadikannya untuk saling mengevaluasi diri (muhasabah).Kebersamaan anak dgn orang tua di bulan puasa bisa dijadikan media pendidikan pd anak untuk belajar tentang kejujuran, kerja keras, disiplin, kesabaran, dan rasa syukur.

Pertama, mendidik kejujuran.Berpuasa memiliki target akhir pd ketakwaan (QS Al Baqarah:183).Sedangkan salah satu refleksi ketakwaan dalam kehidupan adalah sikap jujur.Puasa memiliki korelasi yang kuat dgn sikap positif ini.Seorang anak bisa saja mengaku berpuasa, pdhal tanpa sepengetahuan orang tuanya ia telah berbuka.Apalagi ibadah puasa ini hubungannya langsung dgn Allah Yang Maha Mengetahui.

Kedua, puasa mendidik kerja keras.Allah SWT berfirman, ''Dan katakanlah, bekerjalah Kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang Mukmin akan melihat pekerjaanmu itu .'' (QS At Taubah:105).Saat berpuasa, kita senantiasa dituntut untuk tetap bekerja, dan bagi anak-anak, puasa akan sangat disesuaikan dgn kemampuannya.

Bekerja keras, bagi orang beriman, bukanlah suatu tuntutan karena adanya pengawasan dari atasan.Orang beriman akan senantiasa merasa diawasi langsung oleh Allah SWT (muraqabatullah).Puasa akan mendidik orang tetap bekerja meski tidak diawasi manusia.Perwujudan kerja keras ini dapat juga dilihat dari semangat untuk menjalankan ibadah yang dianjurkan pd bulan Ramadhan.Seseorang yang jarang shalat sekalipun, akan berusaha untuk menunaikan shalat secara lengkap dan tepat waktu, bahkan shalat Tarawih, saat Ramadhan.

Ketiga, puasa mendidik untuk disiplin.Bayangkan, hanya lebih cepat sedetik saja, orang yang berpuasa tidak mau untuk berbuka puasa, dan ini berlaku untuk semua orang termasuk anak-anak kita.Belajar berdisiplin bukan berarti menyiksa diri sendiri, namun belajar tentang kesabaran dan kebahagiaan.Keempat, puasa mengajarkan kesabaran.pd hari lain di luar puasa, sepertinya kemarahan begitu mudah terjadi, namun pd waktu berpuasa kita diingatkan untuk bersabar agar pahala puasa kita tidak batal.Kelima, puasa mengajarkan rasa syukur.Orang yang berpuasa akan merasakan lapar dan dahaga.Di sinilah rasa kepekaan sosial kita dilatih, apakah dgn puasa kita menjadi seorang dermawan.

Pertanyaan yang paling penting adalah sudahkah media puasa ini kita manfaatkan bersama? Dan mungkinkah media kebersamaan ini kita hapus kembali setelah puasa? Tentunya kita berharap kebersamaan itu tetap ada untuk selama-lamanya, sehingga kita dan anak-anak menjadi lebih berkualitas dan bangsa ini menjadi lebih baik.

sumber Merefleksikan Puasa : Republika.co.id
Merefleksikan Puasa

Kenapa Ada di Kebun Binatang Berita Terkini

KENAPA ADA DI KEBUN BINATANG

KENAPA ADA DI KEBUN BINATANG

Seekor induk unta dan anaknya sedang ngobrol, "Mam, kok kita punya tiga jari kaki yang besar sekali?"

"Oh, itu supaya ketika kita mengarungi pdng gurun, jari kaki kita menolong untuk tetap berada di atas pasir yang lembut," jelas ibunya.

Dua menit kemudian anak unta itu bertanya lagi, "Mam, kok kita punya bulu mata yang panjang sih?"

"Bulu mata itu berfungsi untuk melindungi mata kita dari pasir di sepanjang perjalanan kita di pdng gurun," kata ibunya lagi.

"Trus .kenapa kita punya dua ponok besar di belakang kita?"

"Kalau itu untuk menolong tubuh kita menyimpan cadangan air.Jadi waktu kita melintasi pdng pasir kita bisa tidak minum selama berhari-hari." kata ibunya lagi.

"Kalau begitu aku mau menyimpulkan .kita punya kaki yang besar untuk menolong kita membenamkan kaki di pasir, bulu mata yang panjang untuk melindungi mata kita dari pasir, dan kita punya dua ponok besar untuk menyimpan cadangan air supaya bisa bertahan selama berhari-hari di pdng pasir," kata si anak unta itu.

"Ya, sangat betul, Sayang," kata ibunya bangga.

"Lalu .Mama .kenapa kita tinggal di kebun binatang?"

sumber Kenapa Ada di Kebun Binatang : Kapanlagi.com
Kenapa Ada di Kebun Binatang

Melahirkan Sarjana Ramadhan Berita Terkini

MELAHIRKAN SARJANA RAMADHAN

MELAHIRKAN SARJANA RAMADHAN

Alumni Ramadhan yang lulus dgn nilai cumlaude berhak menyAndang gelar muttaqin D i tengah segala himpitan yang terus menggencet, di tengah segala kebutuhan yang terus menuntut, kita tetap harus bersyukur.Kita masih dikaruniai usia untuk menapaki hari-hari penuh berkah.Hari-hari bertabur pahala.Ramadhan masih menemani kita.

Ibarat madrasah, Ramadhan menjadi ajang kita untuk belajar.Belajar banyak hal.Tentang kesabaran yang terus harus diasah.Tentang kejujuran yang kini masih langka.Tentang keikhlasan yang sering hanya jadi slogan.Kita sedang berada di kampus untuk menyelesaikan beberapa mata kuliah.Mata kuliah itu banyak.Ada yang sifatnya pokok dan menjadi penentu lulus dan tidaknya seseorang.Termasuk dalam kategori ini adalah puasa dan shalat wajib.Ada juga yang hanya sebagai tambahan, seperti shalat Nawafil, Tarawih, dan membaca al-Qur an.Meski tambahan, tapi ibadah-ibadah ini tetap menjadi penentu tingkat kelulusan seseorang dari madrasah Ramadhan.

Ketika Ramadhan berakhir, kita akan mendapat aneka macam alumnusnya.Ada yang lulus dgn hasil memuaskan, ada yang sekadar lulus, dan ada yang tidak lulus sama sekali.Mereka yang tidak lulus sama sekali ini adalah orang-orang yang tidak berpuasa tanpa alasan yang bisa dibenarkan syar i.Mereka bukan musafir, tidak orang sakit dan bukan ibu menyusui atau hamil.Ketika Ramadhan berakhir dan fajar Idul Fitri menyingsing, ia tak pantas diwisuda.Ia bukan sarjana Ramadhan.

Ada juga mereka yang sekadar lulus.Ia memang berhasil merampungkan ibadah puasa.Namun, pd mata pelajaran tertentu ia mendapatkan nilai buruk.Misalnya, qiyamul lailnya (shalat malam seperti Tarawih) tidak sempurna.Tilawah untuk mengkhatamkan al-Qur an selama bulan Ramadhan, tidak tercapai.Infaq harian juga tidak terlaksana.

Ia memang berpuasa.Tapi hanya puasa makan dan minum.Ia tidak puasa ghibah (membicarakan aib orang lain), namimah (mengadu domba), fadhihah (mengumumkan keburukan orang lain), memfitnah, atau memutuskan jalinan silaturahim.Mereka ini lulus, tapi tidak mendapatkan nilai yang baik.Bahkan, ibarat mahasiswa, ia harus mengikuti ujian ulang beberapa mata kuliah.Rasulullah saw bersabda, Berapa banyak orang yang berpuasa, namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga, (HR Bukhari dari Muslim).

Ada juga yang memang betul-betul lulus dgn nilai cumlaude.Memuaskan.Ibarat mahasiswa, semua nilainya A.Selain puasa, ia juga melaksanakan ibadah lainnya dgn baik.Mulut, pAndangan, dan hatinya dijaga.Tilawah al-Qur an, ia khatamkan dgn baik.Shalat-shalat sunnah juga dikerjakan.Target berinfaq setiap hari dipenuhi dgn ikhlas.Inilah indikasi mereka yang lulus dari madrasah Ramadhan dgn nilai memuaskan.Ketika Idul Fitri tiba, ia benar-benar layak diwisuda.pdnya pantas disematkan gelar sarjana.Sarjana Ramadhan.

Gelar takwa merupakan harapan bagi setiap orang yang berpuasa.Rangkaian ibadah yang dikerjakan selama bulan Ramadan, semuanya menuju pd ketakwaan.

Muttaqin adalah orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang.Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka (QS Ali Imran: 133-134).

Orang-orang yang bertakwa akan lahir setelah menjalani ibadah puasa.Puasa melatih diri untuk sebanyak mungkin mendermakan harta secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari riya , atau terang-terangan supaya menjadi pemicu bagi orang lain (QS al-Baqarah: 271).

Muttaqin adalah orang yang paling baik kepd Allah dan kepd sesama makhluk.Kepd Allah, ia adalah orang yang paling taat dalam mengerjakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.Untuk menjalankan ibadah kepd Allah, seorang muttaqin selalu mendahulukan dari yang lainnya: shalat tepat waktu, mengerjakan shalat malam, puasa, berdoa, dan meminta ampunan.Kepd sesama manusia, ia adalah orang yang paling pemurah, pemaaf, dan suka menolong.

Karena itu, harapan utama dari datangnya bulan Ramadan adalah menjadikan kita sebagai orang yang bertakwa.Keuntungan dari selesainya menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan adalah keuntungan jiwa (QS asy-Syams: 9) dan itulah keuntungan yang hakiki, yang akan berdampak positif dan konstruktif dalam kehidupan kita sebagai pribadi dan anggota masyarakat.

Keuntungan lain dari berhasilnya puasa kita adalah keuntungan hidup.Baik keuntungan hidup jasmaniah, materi, duniawi maupun keuntungan hidup yang berwujud ruhaniah, spiritual, atau ukhrawiyah.Inilah yang akan mengantarkan kita pd hidup yang berkeseimbangan: bahagia dunia dan akhirat.Dua kebahagiaan ini hanya akan dicapai oleh para sarjana Ramadhan yang mendapatkan nilai memuaskan.

sumber Melahirkan Sarjana Ramadhan : Sabili.co.id
Melahirkan Sarjana Ramadhan