MELAHIRKAN SARJANA RAMADHAN
MELAHIRKAN SARJANA RAMADHAN
Alumni Ramadhan yang lulus dgn nilai cumlaude berhak menyAndang gelar muttaqin D i tengah segala himpitan yang terus menggencet, di tengah segala kebutuhan yang terus menuntut, kita tetap harus bersyukur.Kita masih dikaruniai usia untuk menapaki hari-hari penuh berkah.Hari-hari bertabur pahala.Ramadhan masih menemani kita.
Ibarat madrasah, Ramadhan menjadi ajang kita untuk belajar.Belajar banyak hal.Tentang kesabaran yang terus harus diasah.Tentang kejujuran yang kini masih langka.Tentang keikhlasan yang sering hanya jadi slogan.Kita sedang berada di kampus untuk menyelesaikan beberapa mata kuliah.Mata kuliah itu banyak.Ada yang sifatnya pokok dan menjadi penentu lulus dan tidaknya seseorang.Termasuk dalam kategori ini adalah puasa dan shalat wajib.Ada juga yang hanya sebagai tambahan, seperti shalat Nawafil, Tarawih, dan membaca al-Qur an.Meski tambahan, tapi ibadah-ibadah ini tetap menjadi penentu tingkat kelulusan seseorang dari madrasah Ramadhan.
Ketika Ramadhan berakhir, kita akan mendapat aneka macam alumnusnya.Ada yang lulus dgn hasil memuaskan, ada yang sekadar lulus, dan ada yang tidak lulus sama sekali.Mereka yang tidak lulus sama sekali ini adalah orang-orang yang tidak berpuasa tanpa alasan yang bisa dibenarkan syar i.Mereka bukan musafir, tidak orang sakit dan bukan ibu menyusui atau hamil.Ketika Ramadhan berakhir dan fajar Idul Fitri menyingsing, ia tak pantas diwisuda.Ia bukan sarjana Ramadhan.
Ada juga mereka yang sekadar lulus.Ia memang berhasil merampungkan ibadah puasa.Namun, pd mata pelajaran tertentu ia mendapatkan nilai buruk.Misalnya, qiyamul lailnya (shalat malam seperti Tarawih) tidak sempurna.Tilawah untuk mengkhatamkan al-Qur an selama bulan Ramadhan, tidak tercapai.Infaq harian juga tidak terlaksana.
Ia memang berpuasa.Tapi hanya puasa makan dan minum.Ia tidak puasa ghibah (membicarakan aib orang lain), namimah (mengadu domba), fadhihah (mengumumkan keburukan orang lain), memfitnah, atau memutuskan jalinan silaturahim.Mereka ini lulus, tapi tidak mendapatkan nilai yang baik.Bahkan, ibarat mahasiswa, ia harus mengikuti ujian ulang beberapa mata kuliah.Rasulullah saw bersabda, Berapa banyak orang yang berpuasa, namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga, (HR Bukhari dari Muslim).
Ada juga yang memang betul-betul lulus dgn nilai cumlaude.Memuaskan.Ibarat mahasiswa, semua nilainya A.Selain puasa, ia juga melaksanakan ibadah lainnya dgn baik.Mulut, pAndangan, dan hatinya dijaga.Tilawah al-Qur an, ia khatamkan dgn baik.Shalat-shalat sunnah juga dikerjakan.Target berinfaq setiap hari dipenuhi dgn ikhlas.Inilah indikasi mereka yang lulus dari madrasah Ramadhan dgn nilai memuaskan.Ketika Idul Fitri tiba, ia benar-benar layak diwisuda.pdnya pantas disematkan gelar sarjana.Sarjana Ramadhan.
Gelar takwa merupakan harapan bagi setiap orang yang berpuasa.Rangkaian ibadah yang dikerjakan selama bulan Ramadan, semuanya menuju pd ketakwaan.
Muttaqin adalah orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang.Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka (QS Ali Imran: 133-134).
Orang-orang yang bertakwa akan lahir setelah menjalani ibadah puasa.Puasa melatih diri untuk sebanyak mungkin mendermakan harta secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari riya , atau terang-terangan supaya menjadi pemicu bagi orang lain (QS al-Baqarah: 271).
Muttaqin adalah orang yang paling baik kepd Allah dan kepd sesama makhluk.Kepd Allah, ia adalah orang yang paling taat dalam mengerjakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.Untuk menjalankan ibadah kepd Allah, seorang muttaqin selalu mendahulukan dari yang lainnya: shalat tepat waktu, mengerjakan shalat malam, puasa, berdoa, dan meminta ampunan.Kepd sesama manusia, ia adalah orang yang paling pemurah, pemaaf, dan suka menolong.
Karena itu, harapan utama dari datangnya bulan Ramadan adalah menjadikan kita sebagai orang yang bertakwa.Keuntungan dari selesainya menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan adalah keuntungan jiwa (QS asy-Syams: 9) dan itulah keuntungan yang hakiki, yang akan berdampak positif dan konstruktif dalam kehidupan kita sebagai pribadi dan anggota masyarakat.
Keuntungan lain dari berhasilnya puasa kita adalah keuntungan hidup.Baik keuntungan hidup jasmaniah, materi, duniawi maupun keuntungan hidup yang berwujud ruhaniah, spiritual, atau ukhrawiyah.Inilah yang akan mengantarkan kita pd hidup yang berkeseimbangan: bahagia dunia dan akhirat.Dua kebahagiaan ini hanya akan dicapai oleh para sarjana Ramadhan yang mendapatkan nilai memuaskan.
sumber Melahirkan Sarjana Ramadhan : Sabili.co.id
Melahirkan Sarjana Ramadhan