SANG MUSAFIR SINGGAH DI BOLA BIRU
SANG MUSAFIR SINGGAH DI BOLA BIRU
Siapakah diri kita? Pernahkah kita berfikir dan merenungkan hakekat diri ini? Untuk apakah kita ada di bola dunia ini? Sungguh ini dunia yang membingungkan.Dan tak ada yang bisa dipercaya selain Allah, Rasulullah saw dan orang-orang beriman.Untuk sejenak, menjauhlah dari hiruk pikuknya dunia.Menjauhlah dari rutinitas sehari-hari.Dan mari kita renungkan bersama hakekat diri kita.Kala malam tiba, tataplah langit.Bila cerah, engkau dapat melihat bintang-bintang bertaburan dan bulan bercahaya.PAndanganmu sungguh luas.Bila engkau memiliki teropong, engkau dapat melihat planet-planet.
Pejamkanlah matamu.Bayangkanlah jagad raya yang luas ini ada di depan matamu.Subhanallah, kini engkau dapat melihat-galaksi-galaksi.Dan lihat kesana Ada sebuah galaksi bernama Bimasakti.Di sanalah tata surya kita berada dgn sebuah BOLA API besar sebagai pusatnya.Sembilan planet mengelilingi bola api itu dan salah satu dari planet-planet itu adalah tempat tinggal manusia, bumi.Di situlah sejarah kehidupan manusia, peradaban manusia berkembang.Dari manusia pertama, Adam, hingga manusia yang terakhir, kita semua ada di planet yang SAMA.Di bumi itu manusia hidup dan di bumi itu pula manusia mati.Bumi itu sudah sudah sangat tua usianya.Di dalam bola itu sungguh ramai ; manusia, binatang, jin, dan malaikat-malaikat pencatat amalan manusia.
Estafet Ajaran Tauhid
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul… ….
( QS.Ali Imran 145 )
Di dalam bola dunia, berbagai kisah kehidupan silih berganti.Kelahiran, perjuangan hidup, pernikahan, kematian.Dari semua kisah kehidupan, ada satu yang tak akan pudar, yaitu perjuangan menegakkan kebenaran (Al Haq).
Agama Tauhid, agama yang mengesakan Allah adalah sebuah estafet kenabian.Dua puluh lima nabi tercantum di dalam Al Qur an; Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya qub, Yusuf, Ayub, Syu aib, Musa, Harun, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa , Yunus, Zakariya, Yahya, Isa, dan Muhammad saw.Dan ada 240.000 utusan Allah lainnya.Para nabi ini memperjuangkan satu hal yang SAMA, "Tiada Tuhan selain Allah." Seakan-akan para nabi berkata kepd kita, "Ambil tongkat estafet ini Genggam ia erat-erat hingga hari kita berjumpa dgn-Nya." Ujian dan cobaan pasti dihadapi oleh para pejuang kebenaran.Namun Allah sajalah tempat kita kembali kelak.Allah telah BERJANJI kepd manusia bahwa seluruh manusia PASTI akan berjumpa dgn-Nya.Manusia harus mempertanggungjawabkan semua amalannya selama di dunia.Itulah hari yang dijanjikan, hari pertemuan, hari kiamat.Hari, yang tidak ada tidak ada naungan lagi selain Allah.
Panggung Sandiwara
"Sesungguhnya kehidupan ini hanyalah senda gurau "
Bumi ini dari masa ke masa diperebutkan oleh manusia yang rakus.Kita lihat bumi ini ada kalanya dikuasai oleh orang-orang yang ingkar kepd Allah, orang-orang kafir.Namun itu sesungguhnya karena bumi ini sangat hina dan tidak berharga di sisi Allah hingga bumi ini diberikan pula kepd orang-orang kafir.Sedangkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi hanyalah khusus untuk orang-orang yang beriman dan bertaqwa.Sesungguhnya hidup ini hanyalah senda gurau belaka.Hidup ini panggung sandiwara.Kita aktor dan aktris yang berperan sesuai skenario sang sutradara, Allah.Dan buku skenario itu bernama Lauh Mahfuz, kitab yang sudah ditulis sebelum manusia ada.Kelak di hari akhir, peran-peran kita akan ditanggalkan.Maka janganlah orang-orang beriman bersedih hati akan ujian-ujian yang kini tengah dihadapi. Janganlah Kamu bersedih hati, pdhal Kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika Kamu orang-orang yang beriman." (Qs.Ali Imran 139 )
Ingatlah, hanya dgn mengingat Allah hati menjadi tenang.Yakinlah, kita kini ada dalam kerajaan-Nya, tak ada yang lepas dari pengawasan-Nya.Jika saja hijab-hijab dimensi alam lain dibuka, maka akan kita dapati kerajaan Allah yang besar, malaikat-malaikat-Nya, surga-Nya, neraka-Nya.Maka mohonlah perlindungan pd sang Raja saja.Sujudlah pd Raja manusia.Raja pengenggam alam semesta.
Hari Perpisahan
Adakah kita masih mendengar suara orang-orang terdahulu? Tidak.Manusia-manusia generasi terdahulu telah meninggalkan kita dan tinggal di dalam tanah yang gelap.Tubuh-tubuh mereka yang dulu gagah telah menjadi tulang belulang.Diam membisu.Dan yakinlah dgn seyakin-yakinnya, kita pun akan seperti mereka dan kita pasti mati, dan kita akan digantikan oleh generasi yang baru.
PAndanglah orang-orang disekelilingmu.Ayah, ibu, kakak, adik, teman-teman… Suatu hari nanti mereka pasti meninggalkan kita.Atau kita meninggalkan mereka.Kematian adalah pemisah dari segala kesenangan dunia.Cintailah siapa yang ingin engkau cintai, tapi engkau pasti mati dan meninggalkan semuanya.Jika memang kematian itu ada dalam kekuasaan kita, maka cobalah tahan kematian itu dari diri ini.Tentu kita tak dapat melakukannya karena jiwa kita ada dalam genggaman Dzat Yang Maha Perkasa.dgn mengingat kematian,hati kita menjadi lembut.
Dunia adalah Kendaraan Manusia
Hidup tidak akan berulang dua kali.Bersama-sama kita persembahkan yang terbaik untuk hidup ini.Jangan sia-siakan hidup hanya untuk mendengki, membenci dan mendzalimi manusia lain.Pergunakan hidup ini untuk bekal ke akhirat sana, akhir yang abadi, KEKAL selamanya.Bumi ini, dunia ini adalah kendaraan kita untuk sampai ke surga.Genggamlah dunia di tanganmu tetapi jangan di hatimu.Hiduplah di dunia bagai orang asing atau pengembara yang tidak lama.Kita hanyalah musafir yang singgah sementara di bawah sebuah pohon lalu kembali melanjutkan perjalanan.Pohon itulah dunia yang kita singgahi sekarang dan untuk selanjutnya kita akan menuju akhirat sebagai tujuan akhir.
Ya Rabbi, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu….(Qs.Ibrahim:27)
Ya Rabbi, semoga Engkau luruskan perkataan kami dgn perbuatan kami (QS.Ash Shaff 3)
Ya Rabbi, semoga Engkau satukan kembali hati kaum muslimin di seluruh dunia(QS.Ali Imran 103)
Ya Rabbi, semoga Engkau hilangkan dengki dari hati orang-orang beriman (QS.An Nisa :32 )
Ya Rabbi, semoga Engkau syahidkan kami di jalan-Mu..(QS.Ali Imran 143 )
Wallahu alambishowab
-Sesungguhnya Al Qur an diturunkan dgn kesedihan.
maka bacalah dgn suara bersedih dan menangislah -
sumber Sang Musafir Singgah di Bola Biru : Hudzaifah.org
Sang Musafir Singgah di Bola Biru