Jumat, 25 Juli 2008

Megatransfer Kerek Prestasi Instan Berita Terkini

MEGATRANSFER KEREK PRESTASI INSTAN

MEGATRANSFER KEREK PRESTASI INSTAN

Suka atau tidak, transfer terbukti menjadi senjata paling ampuh dalam mengoreksi kinerja sebuah klub yang sedang terpuruk. Paling tidak, tiga klub raksasa dunia, AC Milan, Real Madrid, dan Barcelona, menegaskan kebenaran hipotesis ini.


Il Diavolo Rosso bahkan memprakarsai metode ini jauh sebelum keran batasan pembelian pemain asing dibuka pada 1995, menyusul lahirnya kebijakan Bosman. Pada 1986, tepat setelah akuisisi klub oleh Silvio Berlusconi, Milan sudah jorjoran di lantai bursa.


Berhubung kala itu masih berlaku kuota tiga pemain asing di setiap klub, Berlusconi hanya membeli trio Belanda, Ruud Gullit , Marco van Basten, dan Frank Rijkaard.

Di samping itu, pengusaha yang kemudian menjadi Perdana Menteri Italia ini juga mendatangkan Arrigo Sacchi, Roberto Donadoni, Carlo Ancelotti, dan Giovanni Galli. Efeknya? Di musim perdana, puasa delapan tahun tanpa scudetto terhenti.

Milan merebut trofi dari Napoli, sang juara bertahan. Lebih lanjut lagi, pasukan San Siro arahan Fabio Capello sanggup mengumpulkan empat scudetto, satu Coppa, tiga Liga Champion, tiga Piala Super Eropa, serta dua Piala Interkontinental.


Berbekal sederet silverware ini ditambah kemampuan mereka memenuhi ruang ganti dengan pemain-pemain top, wajar Milan kemudian mendapat julukan Gli Invicibili dan The Dream Team. Well, jelas ada korelasi kuat antara transfer fantastis dengan semaian prestasi!


Hal sama berlaku bagi Madrid. Terutama pada era kepemimpinan Florentino Perez. Sebagai alat kampanye untuk menduduki kursi el presidente, Perez tak hanya bersedia memboyong Luis Figo ke Santiago Bernabeu dengan banderol 37 juta pound, tapi juga membangun sebuah dinasti.

Los Galacticos, begitu media menyebut fenomena transfer gila-gilaan Madrid yang dalam sekejap sukses menyandingkan nama-nama tenar yang sudah ada, macam Raul Gonzalez, Iker Casillas, dan Roberto Carlos, dengan Zinedine Zidane, Ronaldo, dan David Beckham.


Layaknya di Milan, Madrid pun mampu merasakan kenaikan kinerja secara signifikan. Dominasi La Liga yang sempat dipegang Barcelona dan La Coruna bisa langsung mereka ambil alih. Madrid kembali ke jalur juara, meski tak berlangsung lama. Setidaknya setelah mereka meraih tujuh gelar.


Barcelona? Mereka pun memberlakukan kebijakan megatransfer seusai melalui lima musim tanpa gelar . Bersama presiden barunya, Joan Laporta, Barca mencaplok Ronaldinho, Eto'o, Deco, guna merajai kembali La Liga.


Italia-Spanyol-Inggris

Bisa Kikis Identitas


Italia bisa dibilang telah menginisiasi ingar-bingar transfer pemain berkualitas dalam skala besar. Ya, Serie A memulainya tatkala trio Belanda mendarat di AC Milan dan pada saat yang bersamaan Internazionale meraup trio Jerman .


Pascakesuksesan Serie A pada awal dekade 1990-an, yang mampu menciptakan prestasi sekaligus menyedot atensi publik sepakbola seantero bumi, Spanyol menapaktilasi langkah klub-klub Negeri Spageti tersebut pada akhir 90-an dan awal 2000-an.


Pelakonnya jelas Real Madrid dan Barcelona, klub pemilik kantong paling tebal. Selain berlomba menggaet pemain-pemain terbaik dunia, keduanya mencoba mencuri perhatian penggila bola lewat atraksi di rumput hijau yang mereka tawarkan.


Persis seperti Italia, La Liga pun berhasil mendapatkan tujuan mereka. Mengkilap dari segi prestasi antarklub Eropa dan berjaya menjadikan liga domestik mereka sebagai tontonan paling populer di planet bumi, khususnya Benua Eropa dan Amerika Selatan.


Inggris tampak ogah ketinggalan kereta. Bermodalkan kucuran dana melimpah dari pemilik klub anyar, yang ironisnya bukan berasal dari Inggris Raya, EPL mendobrak kemapanan Serie A dan La Liga, baik di aspek prestasi maupun industri.


Namun, dominasi pemain asing sebagai dampak transfer gila-gilaan berimbas pada terkikisnya identitas negeri itu, dalam hal ini timnas. Italia baru meraih trofi Piala Dunia pada 2006, belasan tahun setelah liga mereka mendominasi dunia. Spanyol juga butuh waktu lama sebelum La Fiuria Roja menggapai Euro 2008. Inggris? Hingga kini masih mencari gelar tambahan, yang tak lagi mereka genggam sejak PD 1966!

sumber Megatransfer Kerek Prestasi Instan : BolaNews.Com
Megatransfer Kerek Prestasi Instan