Senin, 15 September 2008

Bersiaplah Saat Giliran Datang Berita Terkini

BERSIAPLAH SAAT GILIRAN DATANG

BERSIAPLAH SAAT GILIRAN DATANG

Tak ada satu pun tempat yang bisa menghindarkan kita dari kematian saat gilirannya tiba.Tuhan kita terlampau cerdik untuk merancang giliran tersebut.

Banyak cara yang Allah ekspresikan untuk mencintai hamba-Nya yang kesemuanya berujung pd fungsi kebaikan pd hamba tersebut.Sejarah telah mencatat berbagai peristiwa-peristiwa luar biasa yang menjadi pengawal kebaikan dan penAnda sebuah hikmah keburukan.Hal-hal yang kita anggap sepele dan terjadi dalam lingkup keseharian kita pun ternyata menyimpan misteri yang menjadi hikmah bagi orang-orang yang berpikir.

Allah SWT berfirman, Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dgn suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak.Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepdnya adzab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.Demikianlah Kami menjelaskan tAnda-tAnda kekuasaan (Kami) kepd orang-orang yang berpikir.(QS.Yunus [10] 24)

Peristiwa yang baru saja menimpa saudara kita di Jawa Tengah dan Yogyakarta patut untuk menjadi bahan refleksi kita.Gunung Merapi yang tinggi dan dikhawatirkan akan meletus dan memakan korban yang tidak sedikit, ternyata urung membuat geger.Namun, getaran dari lempeng bumi yang ada di bawah air laut yang tidak kita duga sebelumnya, ternyata malah memberikan musibah yang mengguncang jiwa.Sungguh Demikianlah Kami menjelaskan tAnda-tAnda kekuasaan (Kami) kepd orang-orang yang berpikir.

Yang diduga dan tidak diduga ternyata keduanya memberi peluang untuk terjadi.Sehingga berbagai alat dan kemampuan manusia untuk memprediksi musibah, ternyata hanya menyisakan praduga dan berbagai perkiraan belaka.pdhal, setiap hal yang memungkinkan akan terjadi, dapat terjadi atau tidak terjadi hanya dgn kata kun dari Allah SWT.Demikianlah Kami menjelaskan tAnda-tAnda kekuasaan (Kami) kepd orang-orang yang berpikir.

Beberapa menit setelah peristiwa gempa ini diberitakan, berbagai instansi masyarakat dunia pun terketuk, hati persaudaraan dan hubungan humanis di antara umat manusia pun bekerja.Atas kuasa Allah-lah, kemudian kita berduyun-duyun melakukan penggalangan dan mengaktifkan rekening kepedulian.Atas kuasa Allah-lah, seorang preman yang semau gue turut mengedarkan kotak-kotak amal dari mobil ke mobil.Atas kuasa Allah-lah, kita rela melepas pakaian kita untuk menjadi penghangat saudara kita yang tak lagi memiliki rumah.Demikianlah Kami menjelaskan tAnda-tAnda kekuasaan (Kami) kepd orang-orang yang berpikir.

Sungguh nyata apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar, dan ini memang hanya satu peristiwa.Tentu masih banyak peristiwa lain yang terjadi, baik pd diri kita, teman kita, keluarga kita, atau saudara-saudara kita yang lain.Bahkan, kita tidak dapat menduka kapan kuasa Allah ini akan terjadi, dan pd kondisi yang seperti apa kita menyambutnya.Yang pasti, detik kemungkinan ada di depan kita.Entah dgn peristiwa biasa-biasa saja, atau dgn peristiwa agung yang belum pernah terjadi selama kehidupan manusia.Demikianlah Kami menjelaskan tAnda-tAnda kekuasaan (Kami) kepd orang-orang yang berpikir.

Waktu yang ada di sekitar kita, yang mengalir bersama hembusan nafas kita, akan terus bersama dan menyeimbangi setiap peristiwa yang terjadi pd diri kita.Hal ini, nantinya akan menjadi saksi yang akan mengingatkan kita pd hal terjadi saat itu.Segalanya menjadi mungkin, meskipun dgn penuh keyakinan kita mengganggap tidak mungkin.Tidak ada kata mustahil, saat Allah berkehendak.Dan Allah tak akan kehabisan skenario untuk mendasari terjadinya segala sesuatu.Demikianlah Kami menjelaskan tAnda-tAnda kekuasaan (Kami) kepd orang-orang yang berpikir.

Saudara kita yang tinggal di Jawa Tengah dan Yogyakarta, mungkin dulu tersipu simpati, iba, dan merinding saat melihat musibah tsunami di NAD.Mereka begitu prihatin saat melihat tubuh-tubuh yang tak beraturan bagaikan potongan-potongan tak berarti di jalan-jalan utama.Mereka juga prihatin, saat rumah-rumah hancur berantakan, atau saat sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat vital lainnya yang rata dgn tanah.Mereka pun mungkin masih sangat ingin membantu saudaranya sesaat sebelum mereka mendapat giliran.Ya, akhirnya giliran musibah itu pun menimpa mereka dgn skenario di luar dugaan manusia.Dan kini merekalah yang mendapat keprihatinan.Demikianlah Kami menjelaskan tAnda-tAnda kekuasaan (Kami) kepd orang-orang yang berpikir.

Lalu kapan giliran itu bertAndang kerumah kita, dgn mengambil orang-orang yang kita cinta, atau melahap semua materi-materi yang kita banggakan.Mungkinkah? Sangat mungkin terjadi.Bukankah kita mengetahui bersama bahwa Indonesia adalah wilayah yang berada tepat pd sabuk lempeng benua yang sangat rawan untuk terjadi gempa ataupun letusan gunung berapi.Bukankan sisi wilayah kita di kelilingi oleh lautan yang memungkinkan untuk terjadi tsunami.Bahkan yang tak pernah kita duga, atmosfer kita pun terlalu tipis untuk menahan tumbukan besar dari tamu luar angkasa.Karenanya, tak ada tempat bersembunyi saat giliran tiba, dan Allah-pun terlampau cerdik untuk merancang pergiliran ini.Demikianlah Kami menjelaskan tAnda-tAnda kekuasaan (Kami) kepd orang-orang yang berpikir.

Dari titik tulisan ini, sudah saatnya kita kembali merenung dan melihat diri bahwa semua wilayah yang Allah bentangkan adalah wilayah yang tidak menjamin keselamatan bagi kita.Kongkritnya semua wilayah sangat berpotensi untuk ditimpa musibah, saat kehendak Allah diberlakukan.Bukankah yang senantiasa ditanyakan seorang ustadz di majelis-majelis taklim adalah tentang apa yang telah persiapkan untuk menyambut giliran kita yang pasti akan terjadi, jika saatnya tiba? Wallaahu alam.

sumber Bersiaplah Saat Giliran Datang : Republika.co.id
Bersiaplah Saat Giliran Datang