DIVISI UTAMA BALI FC DILAPORKAN KE KPK
DIVISI UTAMA BALI FC DILAPORKAN KE KPK
Kekisruhan di Bali FC karena problem krisis keuangan makin ruwet saja. Tak hanya terancam absen dari Divisi Utama 2008, yang mulai bergulir pada 26 Juli, manajemen tim berlambang kuda jingrak itu terancam dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi !
Pangkal persoalan berkaitan dengan kasus utang musim lalu senilai Rp 368 juta ke agen pemain, Ratna Mustika. Uang ini untuk pembayaran kontrak dan gaji enam bulan pemain Didier Belibi dan Fernando Andrade , yang belum terselesaikan.
Ratna, yang membaca gelagat manajemen Bali FC, yang didominasi pejabat daerah Bali, telah menyalahgunakan duit APBD, melaporkan persoalan ke KPK awal pekan ini.
"Kesabaran saya habis. Manajemen Bali FC berkilah tak punya uang karena APBD belum turun. Namun, kenyataannya tak demikian. KPK harus tahu bahwa pengurus Bali FC telah melakukan korupsi menggelapkan uang APBD," ujarnya.
Ratna mengantungi bukti surat resmi dari Gubernur Bali, Dewa Beratha, ke dirinya dan Mendagri yang menyebut bahwa APBD buat keperluan Bali FC di Divisi Utama 2007 senilai Rp 5 miliar sudah mengucur sejak jauh-jauh hari.
Ini bertentangan dengan pengakuan manajer Bali FC, I Made Sumer , yang mengaku APBD buat Bali FC baru mengucur Rp 2 miliar.
"Sumer juga telah berbohong dengan bilang bahwa dana bantuan dari beberapa kabupaten tak mengucur. Dari sumber tepercaya di dalam manajemen, saya diberi tahu uang tersebut sudah turun. Nilai nominalnya mencapai Rp 1 miliar," ungkap Ratna.
Jika ditotal dengan dana urunan beberapa pengurus lain, Bali FC mengantongi dana sebesar Rp 9 miliar. Agen yang berprofesi sebagai dokter gigi itu menilai pengakuan Sumer cs., yang menyebut Bali FC bangkrut sejak pertengahan musim lalu, hanya akal-akalan untuk menghindari penagihan utang.
"Kalau memang tak punya uang, kok mereka mengontrak pelatih asing Henk Wullems dan striker Oscar Aravena? Ini kan ganjil," ujar Ratna, yang berharap BLI mencabut hak keikutsertaan Bali FC di Divisi Utama.
Pakai Pemain PON
Sumer belakangan sulit dimintai komentar. Menurut orang dekatnya, dia sibuk mengurusi partai politik dalam pilkada Bali, 9 Juli. Urusan Bali FC diserahkan ke asisten manajer, I Gede Wirasana. Gede mengaku tengah berupaya keras ke BLI agar klubnya tak dicoret sebagai peserta Divisi Utama.
"Kami mau tampil di Divisi Utama dengan memakai pemain tim PON Bali," terang Wirasana, asisten manajer Bali FC.
"Mereka harus menyelesaikan dulu persoalan utang ke agen pemain asing jika mau ikut kompetisi. Jika tak mampu, haknya dicabut," tukas Joko Driyono, Direktur Kompetisi BLI.
PSSB Bireuen
Terpaksa Mengemis
Krisis keuangan masih menjadi momok persoalan bagi sejumlah tim kontestan divisi utama. Rasanya penyusutan jumlah peserta bakal terus berlanjut apabila klub-klub tak mampu membereskan kondisi keuangan. Salah satu kontestan yang megap-megap mencari dana adalah PSSB Bireuen.
Sulitnya keuangan tim berjuluk Laskar Kota Juang itu bisa dilihat dari belum tuntasnya kontrak pemain. Hingga Selasa , manajemen PSSB baru bisa membayar panjar. Padahal, sesuai dengan aturan, manajemen harus membayar minimal 25 persen dari jumlah kontrak.
Untuk menghadapi divisi utama, manajemen PSSB mendapat kucuran APBD sebesar Rp 7 miliar. Namun, baru Rp 5,5 miliar yang resmi dikucurkan. Itu pun langsung habis untuk membayar utang manajemen PSSB di musim sebelumnya.
"Dari dana APBD itu, yang bisa kami optimalkan hanya Rp 1,5 miliar," ucap Azis Fadila, manajer tim PSSB.
Padahal, menurut Azis, untuk mengikuti divisi utama, klubnya minimal membutuhkan dana Rp 10 miliar. Untuk menyelamatkan eksistensi PSSB di pentas sepakbola nasional, pihak manajemen terpaksa mengemis bantuan kepada sejumlah donatur atau warga Bireuen yang berada di luar daerah. Setidaknya sebesar Rp 4 miliar untuk membayar 25 persen kontrak dan gaji pertama 22 pemain yang ada.
"Saya sedih melihat anak-anak mogok latihan karena belum dibayar. Namun, saya mengerti mengapa mereka begitu," kata Azis.
BLI berharap PSSB bisa segera menyelesaikan persoal an sebelum kick-off divisi utama, akhir Juli. "Semua tim sudah tahu konsekuensinya jika mundur dari kompetisi divisi utama. Mereka otomatis terdegradasi ke divisi I. Kami tak main-main dengan ancaman itu," papar Joko Driyono, Direktur Kompetisi BLI.
sumber Divisi Utama Bali FC Dilaporkan ke KPK : BolaNews.Com
Divisi Utama Bali FC Dilaporkan ke KPK