Sabtu, 23 Agustus 2008

Pengawasan yang Sejati Berita Terkini

PENGAWASAN YANG SEJATI

PENGAWASAN YANG SEJATI

'Amir bin 'Abd Qois, seorang prajurit Muslim, ikut serta dalam perang Madain (Irak) tahun 16 H melawan pasukan Persia.Peperangan ini berakhir dgn kemenangan di pihak Muslimin.Usai perang, 'Amir menemukan bejana yang penuh emas.Rezeki besar itu kemudian tidak dia simpan untuk dimiliki sendiri.Harta tersebut dia serahkan kepd aqbadh (orang yang bertugas sebagai pengumpul harta pampasan perang atau ghanimah).

Aqbadh sangat terheran-heran ketika menerima ghonimah, karena sebelumnya dia tidak pernah menerima harta pampasan sebanyak itu.Dia pun bertanya, ''Apakah Anda mengambil sesuatu dari situ?'' 'Amir pun menjawab, ''Demi Allah SWT, kalau bukan karena Allah SWT, saya tidak akan meyerahkan ini semua.'' Aqbadh kembali bertanya, ''Lalu siapa namamu?'' 'Amir kemudian meninggalkan tempat tanpa menyebutkan namanya.Namun, akhirnya ia diketahui identitasnya karena dibuntuti salah seorang aqbadh.

Kisah tersebut memberikan keteladanan yang sangat baik tentang keyakinan seseorang terhadap pengawasan Allah SWT (lihat QS An Nisa [4]:1).Kapan saja dan di mana saja, sedang sendiri maupun berdua, atau bahkan bersama jutaan manusia, Allah SWT tetap Maha Mengetahui.Dalam Surat Al Mujadilah [58] ayat 7 Allah SWT berfirman, ''Tidaklah engkau ketahui bahwa Allah SWT mengetahui segala yang ada di langit dan yang ada di bumi?'' Bahkan, ketika berniat baik maupun berniat buruk, semestinya kita selalu merasa terkontrol, seperti yang dicontohkan 'Amir tersebut.Karena merasa selalu diawasi, 'Amir tidak mau sedikit pun mengambil emas yang ditemukannya itu.

Dalam kehidupan sehari-hari, baik di perkantoran, perbankan, instansi pemerintahan, lembaga bisnis, sedang dalam ruangan ujian, juga di tempat lain, kita mengakui tentang pentingnya sebuah kontrol.Hal itu diperlukan agar mekanisme seluruh kegiatan bisa berjalan dgn baik.Terjadinya tindakan anarkis, pengkhianatan, penyelewengan, kesewenang-wenangan, ketidakadilan, dan sebagainya itu disebabkan oleh lemahnya perasaan diawasi oleh Allah SWT.pdhal, sarana pengawasan yang disediakan untuk mengawasi manusia sangat luar biasa.Bumi yang kita pijak, malaikat, pancaindera yang kita punya, adalah sarana pengawasan yang disediakan oleh Allah SWT untuk manusia.

Dalam Surat Az Zalzalah [99] diungkapkan bahwa di hari akhir nanti bumi akan menceritakan segala yang dia saksikan.Sedang dalam Surat Fushilat [41] ayat 19-21 dikisahkan bahwa di hari perhitungan nanti pancaindera kita akan menceritakan segala hal yang telah dilakukannya.Penjelasan serupa juga terungkap dalam Surat Yasin [36] ayat 65.Sedangkan paparan soal pengawasan yang menggunakan sarana malaikat itu terungkap dalam Surat Al Infithar [82] ayat 10-12 dan Surat Qaf [50] ayat 16-18.Bila kita men-tadabburi ayat-ayat Al Qur'an tersebut, akan muncul kesadaran bahwa tidak ada ruang dan waktu yang terlewat sedikit pun, melainkan ada pengawasan yang superintensif, teliti, adil, dan detail.Jika demikian, lalu siapa yang berani lari dari pengawasan-Nya?

sumber Pengawasan yang Sejati : Republika.co.id
Pengawasan yang Sejati