Sabtu, 13 September 2008

Indonesia Buat Sekolah Olimpiade Fisika Berita Terkini

INDONESIA BUAT SEKOLAH OLIMPIADE FISIKA

INDONESIA BUAT SEKOLAH OLIMPIADE FISIKA

"Saya ingin menjadi fisikawan" katanya.Itulah ucapan satu-satunya yang mantap terdengar keluar dari balik sepasang bibir Rudy Handoko, siswa kelas i SMP Sutomo 1 Medan, Sumatera Utara.

Dalam kesempatan wawancara belasan menit, di sela-sela makan siangnya ketika dijamu Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie di kediaman pribadinya, Tempo memang harus ekstra membuka telinga.Entah karena usianya yang mungkin memang masih belia, 15 tahun, atau sifatnya yang sangat pemalu, sulit sekali menggali jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepdnya.Mirip bocah ingusan yang manja, anak kedua dari tiga bersaudara ini selalu menjawab setiap pertanyaan diikuti oleh gerak tubuh yang justru menyamarkan suara rendahnya.

Kalaupun terdengar, kebanyakan dia akan mengatakan, "Yang lain juga berusaha menang, sama seperti saya." Kali lain dia mengatakan, terserah saja dgn yang lainnya.Satu-satunya pertanyaan yang dijawabnya lepas: ke depan Kamu ingin jadi apa.

Rudy adalah anggota tim Indonesia dalam Olimpiade Fisika Asia ke-7, 22-29 April lalu di Kazakhstan.Dalam kompetisi yang biasa diikuti siswa tingkat sekolah menengah atas itu Rudy membawa pulang medali perunggu.Rudy tidak sendiri sebagai siswa sekolah menengah yang berhasil mendapat medali, ada Firmansyah Kasim juga anggota tim Indonesia dari SMP Athira, Makassar.Sama-sama merebut perunggu.

Keduanya di mata Yohanes Surya, Ketua Tim Olimpiade Fisika Indonesia sekaligus Presiden Olimpiade Fisika Asia adalah mutiara."Bagus sekali," katanya.Tim Indonesia dalam Olimpiade Fisika Asia tahun ini sebenarnya memiliki tiga anggota yang baru duduk di bangku SMP."Mahesa Ramadhana (dari SMP 115 Jakarta) juga bagus, tapi sayang melakukan blunder di soal teori," katanya.

Ada yang jauh lebih belia ketimbang ketiganya, yakni seorang siswa sekolah dasar asal India.Tapi Yohanes dan panitia Olimpiade, termasuk ketua tim dari India, menolak menyebutnya sebagai peserta, melainkan tamu."Lagian dia dapat nilai nol," dia menjelaskan."Kita juga bisa mengirim lainnya yang lebih muda kalau hanya untuk mendapat nilai nol."

Sebaliknya, Yohanes menilai Rudy dan Firmansyah luar biasa.Rudy dikenalnya sangat ngotot dalam menyelesaikan setiap soal."Dari pagi sampai malam dia bisa tidak beranjak dari kursinya untuk mengerjakan soal," katanya.Firmansyah lebih istimewa lagi."Otaknya brilian," katanya."Sodorkan saja soal-soal fisika ala Massachusetts Institute of Technology (di Amerika Serikat), dia mampu menyelesaikannya."

Kini Yohanes dan timnya di markas penggemblengan anggota Tim Olimpiade Fisika Indonesia di Apartemen Menara Matahari, Lippo Karawaci, Tangerang, Banten, tinggal memikirkan bagaimana memoles Rudy, Firmansyah, dan Mahesa untuk olimpiade fisika dunia di Singapura dua bulan lagi."Paling menambah pengetahuan dan men-drill-nya saja karena kemampuan logika mereka sudah bagus," katanya.

Sumber Koran Tempo (5 Mei 2006)

sumber Indonesia Buat Sekolah Olimpiade Fisika : Fisika.net
Indonesia Buat Sekolah Olimpiade Fisika