Jumat, 18 Juli 2008

Suporter Datang dari Pelosok Berita Terkini

SUPORTER DATANG DARI PELOSOK

SUPORTER DATANG DARI PELOSOK

Bagi sebagian besar penggila sepakbola, risiko sebesar apa pun bakal diterjang demi menyaksikan tim kesayangan beraksi.


Buktinya kendati pertandingan sepakbola PON XVII hanya dilangsungkan di dua kota, Samarinda dan Bontang, tak sedikit suporter datang dari daerah pelosok Kalimantan Timur.


Pada pertandingan Kaltim vs Sumbar, Selasa , di Stadion Madya Sempaja, Samarinda misalnya. Ada serombongan pria yang mengaku datang dari Lubakan Kabupaten Nunukan, Kaltim.

Mereka menempuh perjalanan darat selama tiga hari menuju Samarinda hanya untuk menyaksikan tim polesan Fachri Husaini bertanding!

"Kami hanya berhenti untuk makan dan minum. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan lagi. Sangat lelah memang, tapi juga menyenangkan. Kami bisa jadi saksi bahwa ada pergelaran PON di Kaltim," tutur Heri Susanto, yang mengaku sebagai pekerja honorer di sebuah perusahaan di Nunukan.


Bagi Heri dan 10 rekannya, semua upaya yang mereka lakukan terbayar lunas setelah sampai di Samarinda.

"Selain bisa menyaksikan pertandingan tim Kaltim, kami juga bisa beli oleh-oleh PON buat keluarga dan teman di kampung. Yang pasti menyenangkan," kata pria yang berbelanja kaus berlogo PON XVII Kaltim sebelum pertandingan dimulai ini.


Hal yang sama juga dilakoni dua pria asal Metulung, Kabupaten Malinau, Kaltim, Nino dan M. Suaidi . Kedua pria ini jauh-jauh datang ke Samarinda demi menyaksikan tim Kaltim berlaga.

"Kami memang gila sepakbola. Tapi, selain melihat sepakbola, kami berniat melihat pertandingan lain. Hitung-hitung sekalian jalan-jalan," kata Suaidi.

Padahal, untuk sampai ke Samarinda, keduanya harus menghabiskan dua hari dua malam dari Metulung. "Tak ada masalah. Kami bawa mobil sendiri. Kan bisa menyupir bergantian," terang Nino.


Untung jerih payah mereka tak terbuang percuma. Kaltim berhasil menumbangkan Sumbar dengan skor 2-0.


Penginapan Tim

Tak Semegah Stadion


Fasilitas stadion yang dimiliki Kalimantan Timur bisa dibilang mewah dan megah. Semua arsitektur bergaya minimalis dan ala Eropa. Namun, soal penginapan pemain sepakbola, PON XVII Kaltim paling memble.

Selain kondisi bangunan buruk, fasilitasnya juga tak memadai. Contoh paling konkret adalah penginapan tim sepakbola Jatim di Jl. Hasan Basri V/3, Samarinda. Bangunan yang ditempati Aji Santoso dan anak buah itu jauh dari kesan mewah, bahkan bisa dibilang memprihatinkan.

Bangunan rumah itu sudah tampak tua dan tak layak huni bagi atlet. Bagaimana tidak? Selain cat di temboknya sudah banyak yang mengelupas, kamar tidurnya hanya ada empat. Setiap ruang berukuran 4x6 meter persegi.

Satu kamar ditempati enam pemain dengan ranjang sederhana. Bahkan ada satu kamar yang tak berdaun pintu, hanya bertutupkan kain putih. Satu-satunya yang membuat nyaman adalah pada setiap kamar terpasang AC 1 PK serta tersedia kamar mandi di setiap kamar plus satu kamar mandi di bagian belakang rumah.


Kondisi ini sangat kontras dengan penginapan atlet di PON-PON sebelumnya, di mana para atlet ditempatkan di hotel dengan satu kamar diisi tiga atau dua pemain. Untung pemain Jatim tak cengeng. "Kami sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini. Yang penting fasilitas lain, khususnya konsumsi, terjamin," tutur M. Saikhu, stoper Jatim.


Tak jauh berbeda, tim tuan rumah Kaltim sejak menjalani Pelatda hingga PON tak pernah beranjak dari mes Putra Samarinda di Jl. Gatot Subroto, Samarinda. Fasilitasnya tak semewah hotel, namun layak huni. "Inilah sepakbola. Ada atlet yang mendapat fasilitas di hotel nomor satu di Samarinda, tapi ada juga yang bernasib seperti tim sepakbola," papar Fachri Husaini, pelatih.


Namun, Fachri dan anak asuhnya tak pernah mengeluh. Mereka memahami segala keterbatasan. Malah dengan kesederhanaan, semangat untuk memacu prestasi makin tinggi.

sumber Suporter Datang dari Pelosok : BolaNews.Com
Suporter Datang dari Pelosok