Jumat, 29 Agustus 2008

Menjelang Perpisahan Berita Terkini

MENJELANG PERPISAHAN

MENJELANG PERPISAHAN

Dalam Shohih Muslim, dari Aisyah ra, "Bahwa Rasulullah SAW ketika memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan Beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, bersungguh-sungguh dan mengencangkan ikat pinggangnya.

Gelisah sudah tamu agung ingin meninggalkan kita Sudahkah kita menjamunya, menemaninya, melakukan sesuatu yang istimewa saat bersamanya .

Gelisah sudah tamu agung ingin meninggalkan kita Adakah penyesalan di hati saat sadar akan terjadi perpisahan Atau bahkan mengharap tanggungan beban ini cepat berlalu .

Gelisah sudah tamu agung ingin meninggalkan kita Bagaimanakah shalat fardhu kita saat bersamanya?

Bagaimanakah puasa kita?

Bagaimanakah qiyam kita?

Gelisah sudah tamu agung ingin meninggalkan kita Masihkah kita memanjakan mata, badan dan hati kita melewatkan malam yang penuh berkah .

Gelisah sudah tamu agung ingin meninggalkan kita Masih banyak waktu didepan kita

untuk memanjakan anggota badan Relakah kita kehilangan kenikmatan abadi dari Ilahi

hanya untuk meraih kenikmatan dunia fana.

Gelisah sudah tamu agung ingin meninggalkan kita Masih enggankah meluangkan hati, jiwa dan pikiran

untuk waktu yang tersisa ini .

Melepas kepergian tamu agung, akankah ada kesempatan

mengulangi perjumpaan dgnnya di masa mendatang

Telah datang bulan Ramadhan kepdmu, yang didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan.Barang siapa yang diharamkan memperoleh malam itu berarti telah diharamkan baginya segala kebaikan.Dan malam itu terbuka untuk siapa saja kecuali orang yang diharamkan untuk meraihnya.

Ada dua perkara yang dapat menghantarkan kesempurnaan ibadah puasa; Pertama, menunaikan setiap amalan sholeh yang dikerjakan dgn sifat yang lebih sempurna dari amalan yang telah dikerjakan sebelumnya.Kedua, meninggalkan segala macam hal yang tidak bermanfaat yang dapat mengurangi pahala puasa.

Jika salah satu sisi ini terabaikan, belumlah menjadi sempurna ibadah puasa kita

Adakah target yang lebih utama dari selain meraih ampunan dosa di saat-saat ini? Ataukah jiwa merasa suci, hingga tak perlu lagi memanfaatkan bulan suci?

Merugilah seorang yang datang kepdnya bulan Ramadhan kemudian setelah berlalu belum terampuni dosanya.(HR: Ahmad dan Tirmidzi).

Bersegeralah bersemangat, berlomba-lomba memperlihatkan amal-amal kebajikan kehadapan Allah.

Ya Allah tolonglah kami untuk berdzikir, bersyukur, dan beribadah kepd-Mu dgn baik.

Kami memohon cinta-Mu, cinta orang-orang yang mencintai-Mu, dan amalan yang dapat menghantarkan kepd cinta-Mu.Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai pengampunan, maka ampunilah kami.

Semoga sekeluarnya dari Kepompong Ramadhan, kita dan yang melihat kita, kagum menemukan jiwa yang telah berubah menjadi indah, seindah kupu-kupu yang sebelumnya adalah ulat yang menjijikan.

* Penulis adalah alumni Univ.al-Azhar jurusan Syari'ah, mahasiswa paska sarjana di Institut Studi Islam Cairo, juga sebagai mahasiwa di Darul Ifta' dan Akademi Kaligarfi, Mesir.

sumber Menjelang Perpisahan : Eramuslim.com
Menjelang Perpisahan